spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
No menu items!
More

    Momentum Lebaran Warga Sesulu Dicemari Bau Batu Bara Terbakar Perusahaan Tambang

    PPU – Lebaran Idulfitri  1445 H/ 2024 M yang seharusnya menjadi momen bahagia bagi setiap keluarga yang merayakan, berbeda dengan keluarga di Desa Sesulu, Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Mereka harus merasakan bau menyengat yang berasal dari tanbang baru bara yang tidak jauh dari perkampungan.

    “Iya ini habis hujan, habis itu kan ndak lama panas, nah jadi baunya cukup menyengat itu, tapi masih agak mendingan, habis di aduk itu sama anak buahnya (Perusahaan PT PMA),” terang salah satu warga yang tidak ingin diwartakan namanya, Kamis (11/4/2024).

    Warga tersebut mengatakan rumahnya tidak begitu jauh dari lokasi tambang, kurang lebih sekitar 300 meter. Sebenarnya, Ia mengetahui bahwa perusahaan tersebut memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP), namun dirinya resah akibat bau tak sedap yang kerap dikeluhkan warga.

    “Kalau bau itu setiap subuh, tergantung arah angin sih, tapi pasti subuh itu selama bulan puasa ini,” tambahnya.

    Ia mengatakan dirinya telah berjuang dari tahun 2021 terkait hal tersebut. Pada 2022 baunya tidak begitu menyengat dibanding tahun 2023. Ia memaparkan bahwa sempat menegur di awal tahun 2023, hasilnya langsung diangkut. Namun di 2023, kemarin kemabali terjadi sehingga dirinya telah melakukan pengusutan hingga tahun ke tingkatan Provinsi Kalimantan Timur, tapi tidak kunjung mendapatkan solusi.

    Baca Juga:   Olahraga Sumpit Diharapkan Menjadi Salah Satu Ketegori PON Mendatang

    “Itu ada dua tumpukan dibiarkan saja terbakar begitu, walau sudah diaduk tapi bukan solusinya, kalau sudah panas hujan, terbakar lagi.” paparnya.

    Bahkan menurutnya, perusahaan telah membuang air hasil galian lubang tambang tersebut ke perkebunan salah satu warga. Akibatnya, Ia jelaskan warga tersebut harus memanen hasil sawit berhadapan dengan lumpur yang terbawa air dari hasil galian tersebut. Sehingga, warga kesulitan mengangkut pakai gerobak pun sulit, karena campur lumpur.

    “Ini juga diduga hasil padi warga yang gagal tahun kemarin akibat sistem pengairan perusahaan yang tidak jelas, padahal kalau mau buang ya langsung ke sungai sana, jangan tanggung-tanggung, ini sejak tahun 2021 loh,” terangnya.

    Tidak sampai di situ, warga tersebut juga menjelaskan bahwa jarak lubang tambang dengan sekolah, yaitu SDN 006 Waru. Jaraknya sekitar 200 meter dan berada di belakang sekolah. Sehingga kerap kali ditemukan anak-anak berenang dan mandi di lubang tambang tersebut, belum lagi tidak ada pemagaran atau safety yang mumpuni dan mudah dijangkau anak-anak.

    Baca Juga:   Kepesertaan PBI BPJS Kesehatan PPU 2023 Dievaluasi

    “Itu pernah kepala sekolahnya mengatakan hampir diliburkan, sekarang mungkin setengah hari masih, soalnya kan baunya menyengat ya,” tambahanya.

    Belum lagi, pihak perusahaan menurutnya terkesan cuek dan tidak memberikan kontribusi pada warga setempat. Bahkan ketika warga melakukan semenisasi dan diminta bantuan untuk penyiraman debu, pihak perusahaan tidak menanggapi. Termasuk, pihaknya kerap kali menemukan pihak perusahaan melewatkan kendaraan roda 12 melewati jalan warga tanpa izin.

    “Saya marah sekali itu, sempat menegur langsung soalnya seenaknya lewat jalan warga,” pungkasnya.

    Untuk diketahui, Perusahaan PT Penajam Makmur Abadi (PMA) tersebut memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP).

    Penulis: Nelly Agustina
    Editor: Nicha R

    spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

    BERITA POPULER