PENAJAM – Dua sosok inspiratif Penajam Paser Utara (PPU) dicalonkan sebagai penerima penghargaan Kalpataru 2023. Mereka adalah Siti Rukiyah dan Lamale.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) PPU Tita Deritayati mengatakan, kedua nama pegiat lingkungan tersebut diusulkan ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk kategori penghargaan Kalpataru Penyelamat Lingkungan.
“Keduanya kami usulkan di kategori penyelamat lingkungan. Kategori ini diberikan kepada kelompok masyarakat yang berhasil melakukan upaya-upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup, atau pencegahan kerusakan dan pencemaran atau penyelamatan lingkungan hidup,” ujarnya, Selasa (3/1/2023).
Usulan tersebut rencananya diajukan ke KLHK paling lambat pada 5 Januari 2023. Untuk diketahui, Kalpataru ialah penghargaan yang diberikan kepada perorangan atau kelompok atas jasanya dalam melestarikan lingkungan hidup di Indonesia.
Kalpataru berasal dari Bahasa Sanskerta yang berarti pohon kehidupan. Menandakan kelompok maupun individu yang telah terbukti memiliki kepedulian, komitmen, prakarsa, inovasi, motivasi, dan kreativitas secara berkelanjutan, sehingga berdampak positif terhadap ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Siti Rukiyah merupakan tokoh wanita di Benuo Taka yang telah berhasil melakukan penanaman dan pembibitan mangrove lebih dari 10 tahun. Wilayah yang dikonservasi berada di Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Penajam. Dia berjuang bersama Kelompok Usaha Wanita Bina Bersama yang dia ketuai.
Hal yang dilakukan Rukiyah memberikan dampak signifikan. Tak hanya pada perkembangan mangrove, tapi menjadikan kawasan tersebut salah satu hutan mangrove terbesar di Kalimantan Timur (Kaltim).
“Dari pertimbangan itulah kami dari DLH PPU mengusulkan Siti Rukiyah mendapat Kalpataru kategori Penyelamat Lingkungan. Namun ada beberapa persyaratan yang harus kita penuhi,” lanjutnya.
Sementara Lamale, adalah Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di Kelurahan Mentawir, Kecamatan Sepaku. Seperti Rukiyah, ia juga telah melakukan pembibitan dan penanaman magrove bersama kelompoknya.
Apa yang dilakukan berhasil membuat masyarakat sekitar menerima banyak manfaat. Seperti hasil tangkapan nelayan meningkat 100%, hingga menjadikan kawasan tersebut sebagai tempat wisata.
“Kami optimistis baik Siti Rukiyah maupun Lamale, bakal terpilih sebagai penerima penghargaan Kalpataru kategori Penyelamat Lingkungan,” tutup Tita. (adv/sbk)