PPU – Matahari pagi mengantar beberapa pemancing di Kabupaten Penajam Paser Utara ke sebuah jembatan besi yang panjangnya kurang lebih 100 meter. Tempat ini terkenal “tokcer” menghasilkan ikan-ikan yang tarikannya memuaskan para pemancing.
Tak heran setiap harinya berjejer pemancing-pemancing andal di jembatan yang menghubungkan kelurahan-kelurahan pesisir dengan jalur terdekat menuju Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).
Jembatan ini dikenal dengan Jembatan Sesumpu yang berada di atas Teluk Balikpapan. Jalur ini merupakan akses terdekat yang menghubungkan Kelurahan Sesumpu, Kelurahan Saloloang, Kelurahan Tanjung Tengah, Desa Pejala hingga Kelurahan Kampung Baru ke Kantor Pemkab PPU.
Tak ayal, keberadaan jembatan ini memang menjadi akses utama bagi masyarakat sekitar. Jika jembatan ini rusak atau sedang direvitalisasi, masyarakatnya harus memutar cukup jauh dan memakan waktu sekitar 30 menit atau lebih. Padahal jika melewati jembatan hanya memerlukan waktu 10 menit untuk mendapatkan akses pelayanan publik.
Lurah Sesumpu, Agusman saat ditemui di kantornya pun tak menampik jembatan tersebut sangat berarti bagi warganya. Sejak Juni 2024, jembatan ini pun direvitalisasi akibat terjadi penurunan struktur bangunan.
Ia mengatakan tak hanya warganya, termasuk seluruh desa dan kelurahan di sekitar Sesumpu juga sangat membutuhkan akses tersebut.
“Karena beberapa warga kami termasuk dengan kelurahan sebelah Pejala dan Saloloang itu banyak yang bersekolah di Penajam, kalau itu aksesnya sekarang kurang maksimal itu harus jauh muter ya. Saya pun pribadi kalau misalkan ada kegiatan PMK itu harus muter dulu lewat kavling Girimukti itu setengah jam sampai 40 menitan,” ungkapnya, Jumat (12/12/2024).
Sehingga, banyak anak-anak yang bersekolah di Kecamatan Penajam harus menyewa kos atau tinggal di tempat keluarga terdekat. Akhirnya, pihaknya sempat berinisiatif meminta bantuan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) PPU untuk meminjamkan life jacket guna anak-anak menyeberang setiap harinya.
“Metode kurang maksimal karena kita terkendala akses tadi,” ungkapnya.
Sayangnya, revitalisasi jembatan Sesumpu masih belum rampung, hanya dapat diakses sebagian saja. Sedangkan sebagiannya masih timbunan tanah dan hanya dapat diakses oleh motor.
“Kemarin sempat dengar informasi masalah pekerja, kayaknya sempat ada ini tidak bekerja beberapa hari itu makanya molor. Sudah ke Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) juga,” tutupnya.
Untuk diketahui, Pemeliharaan Jembatan Sesumpu ini berdasarkan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kabupaten PPU bernilai Rp 6,1 miliar yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Pengerjaannya dilakukan selama 180 hari kerja. Pelelangan tender telah selesai dan penandatanganan kontrak telah selesai dilakukan sejak 31 Mei 2024. Berdasarkan plang proyek telah dimulai sejak 3 Juni 2024.
Penulis: Nelly Agustina
Editor: Nicha R