NUSANTARA – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), melalui Direktorat Kebudayaan, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif (Budparekraf) di bawah naungan Kedeputian Sosial, Budaya, dan Pemberdayaan Masyarakat, mengambil langkah strategis dengan mengadakan Focus Group Discussion (FGD). Acara ini merupakan forum diskusi yang bertujuan untuk mendorong pengembangan di sektor pariwisata di wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN), sebuah inisiatif untuk memperkaya pengalaman wisata dan mempromosikan keunikan lokal.
Acara yang berlangsung dari Selasa sampai Rabu (19-20 Maret 2024) di Hotel Gran Senyiur, Balikpapan, Kalimantan Timur, dibuka oleh Direktur Budparekraf, Muhsin Palinrungi. Kegiatan ini menarik perhatian dan kehadiran dari berbagai pelaku industri pariwisata, serta Camat, Lurah, dan Kepala Desa dari Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), menandai sebuah langkah penting dalam pengembangan pariwisata di daerah tersebut.
“Kami berharap FGD ini bisa menjadi solusi dalam pengembangan pariwisata di IKN,” ujar Muhsin Palinrungi saat membuka kegiatan.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa destinasi wisata di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) harus segera disiapkan dan dirancang sebelum akhir tahun 2024. Ini merupakan langkah strategis menjelang pelaksanaan Pariwisata Expo, sebuah acara besar yang bertujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan sektor pariwisata IKN, memperkenalkan kekayaan dan potensi pariwisata lokal. Sehingga, lanjut Muhsin, akan membuat daya tarik khususnya pada budaya kuliner,destinasi wisata dan juga aksesibilitas wisata.
“Agar menjadikan pariwisata yang berkelanjutan, dapat meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya di deliniasi IKN,” ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut, berbagai perwakilan hadir untuk mempresentasikan objek wisata di wilayah mereka serta memberikan saran dan masukan untuk pengembangan lebih lanjut. Salah satunya, Camat Samboja Barat dari Kutai Kartanegara, Burhanuddin, dalam presentasinya menyoroti adanya objek wisata bernama Patin Wisambar di wilayahnya, menunjukkan potensi pariwisata yang sangat menarik untuk dikembangkan. Wisata ini merupakan contoh inovatif dan modern dari pariwisata yang dirancang untuk meningkatkan daya tarik daerah. Hal ini dicapai melalui kolaborasi strategis antara pemerintah kecamatan dan pengelola wisata, menciptakan sinergi yang memperkuat pengalaman wisata yang ditawarkan.
Objek wisata di daerah ini menawarkan beragam jenis pengalaman, termasuk Pemancingan Widuri, Batu Dinding, Lamin Etam Ambors, Agrowisata Lau Kawar, Ambora Resort, Bukit Bangkirai, dan pesona Pantai Salok Api Laut, lalu Pantai Ambalat, Ambalat Garden, Borneo Orangutan Survival, Danau Biru Margomulyo dan Agrowisata Rawalumbu, memberikan pelancong kesempatan untuk mengeksplorasi kekayaan budaya dan keindahan alam setempat.
“Harapan kami melalui pengenalan ini bisa menjadi langkah awal kami untuk lebih meningkatkan lagi Pariwisata pada wilayah Samboja Barat dalam rangka menyambut IKN,” tuturnya.
Senada dengannya, Camat Sepaku dari Penajam Paser Utara (PPU), Gamaliel Abimanyu Arliandito, menekankan bahwa wilayah Sepaku kaya akan objek wisata yang berpotensi besar untuk dikembangkan. Ini tidak hanya akan memperkaya sektor pariwisata di IKN, tetapi juga akan menjadi kekuatan utama dalam mempromosikan pariwisata di wilayah tersebut.
Objek wisata yang dimaksud meliputi Gua Tapak Raja, Gua Muadak, dan Wisata Mangrove Mentawir. Khusus untuk Gua Tapak Raja, terdapat kebutuhan mendesak untuk pengembangan infrastruktur seperti listrik dan air, yang saat ini masih belum memadai.
Di sekitar area ini, terdapat danau bekas tambang yang menyimpan potensi untuk mendukung daya tarik Gua Tapak Raja. Rencananya, lokasi wisata ini akan menjadi tuan rumah bagi sebuah festival musik untuk mempromosikan wisata tersebut.
“Sehingga ini langkah awal untuk menjadikan daya tarik yang bagus. Agar Gua Tapak Raja dapat dijadikan sebagai wisata wajib untuk didatangi saat berkunjung ke IKN,” pungkasnya. (*)