spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

DP3AP2KB PPU Dorong Peran Keluarga untuk Turunkan Prevelansi Stunting

PPU – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Penajam Paser Utara (PPU) mengajak peran serta keluarga dalam menurunkan angka stunting daerah. Sebagai ruang terdekat yang memilki peranan untuk mencegah penyebab terjadinya stunting.

Pada tahun ini, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggunakan momentum Hari Keluarga Nasional ke-30 untuk mendorong peran keluarga dalam mempercepat penurunan prevalensi stunting. Dalam upaya percepatan penurunan stunting, keluarga memiliki peran yang sangat penting.

“Terutama dalam memberikan praktik pengasuhan yang baik dan menciptakan lingkungan sanitasi yang memenuhi standar kesehatan,” kata Kepala DP3AP2KB PPU, Chairur Rozikin.

Peringatan itu menjadi momen yang tepat untuk menguatkan komitmen bersama. Untuk seluruh lapisan masyarakat dalam memperkuat peran keluarga dalam menurunkan stunting.

Stunting, jelas Chairur, merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Serta stimulasi lingkungan yang kurang mendukung, ditandai dengan tinggi badan anak yang berada di bawah standar, masih menjadi persoalan bagi Indonesia saat ini.

Baca Juga:   Dinas KUKM Perindag PPU Terima Kunjungan Pansus II DPRD Soppeng, Diskusi Seputar Perlindungan dan Penguatan Koperasi dan UMKM

Berdasarkan survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2022, angka prevalensi stunting mencapai 21,6 persen. Hal ini menunjukkan bahwa satu dari lima anak Indonesia mengalami stunting.

“Oleh karena itu, peningkatan pengetahuan dan pemahaman keluarga serta komunitas berperan penting dalam pencegahan stunting dan mempersiapkan anak agar tumbuh dan berkembang secara optimal menjadi generasi yang maju,” jelasnya.

Dalam rangka memperkuat peran keluarga dalam menurunkan stunting, ditekankan perlunya berbagai upaya. Maka itu ke depan diharapkan dapat menjadi pendorong keberhasilan program dan menguatkan komitmen bersama dalam menurunkan stunting.

“Untuk mencapai target prevalensi stunting sebesar 14 persen pada tahun 2024, menekankan pentingnya intervensi langsung kepada anak-anak yang mengalami stunting dengan melibatkan semua pihak secara bersama-sama,” pungkas Chairur. (ADV/RM)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA POPULER