PPU – Kepala Dinas Perikanan Penajam Paser Utara (PPU), Rozihan Asward memastikan pihaknya telah memberikan bantuan peningkatan pendapatan terhadap nelayan yang ada di Benuo Taka. Selain itu, juga mendorong para nelayan tangkap beralih ke metode budiya tambak laut dan air tawar.
Baru-baru ini, Kelompok Usaha Bersama (KUB) Nelayan Pantai Lango mengeluhkan adanya pembatasan wilayah tangkap ikan di kawasan Teluk Balikpapan, yang berakibat menurunnya pendapatan mereka. Para nelayan di Pantai Lango itu mengeluh karena ruang hidupnya semakin terhimpit, akibat pembangunan dermaga perusahaan dan lalu-lalang kapal pengangkutan logistik pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang berada di kawasan tempat mereka mencari penghidupan.
Menjawab hal tersebut, Rozihan menjelaskan wewenang dalam mengatur wilayah kelautan ada di Pemprov Kaltim dan Pemerintah Pusat. Sementara yang menjadi wewenang Pemkab PPU hanya pada jarak sejauh 12 mil saja.
“Termasuk yang daerah (pesisir) Pejala sampai (pesisir) Penajam, (nelayan) juga mengalami hal yang sama (penururnan hasil tangkapan),” terangnya, Senin, (10/6/2024).
Ia juga menuturkan bahwa dampak daripada pembangunan IKN yang masif mengakibatkan hal tersebut terjadi, dan tidak dapat dihindari. Berkaitan dengan itu pula, pihaknya telah menyampaikan pada para nelayan atas dampak tersebut.
“Nggak bisa (dihindari), karena minimal ada dua kapal besar itu yang bersandar. Itu bukan hanya terjadi di PPU, tapi juga di daerah lainnya, risiko dari membangun kota (IKN),” tambahnya.
Berdasarkan hal tersebut, Rozihan menjelaskan diperlukan peralihan dari penangkapan tradisional menjadi budidaya tambak laut dan budidaya ikan air tawar. Apalagi PPU memiliki potensi yang masih cukup besar untuk kedua sistem pembudidayaan tersebut.
“(Potensinya) mulai dari (Kecamatan) Penajam sampai (Kecamatan) Babulu potensinya mencapai 9.683 hektare. Dan yang baru tergarap hanya 4.691 hektare, sisa 4.992 hektare. Jadi masih ada potensi,” sebutnya.
Belum lagi untuk budidaya air tawar. Dari 1.271 hektare yang ada, baru tergarap sekira 402 hektare. Jadi, sambungnya, masih banyak potensi penghasilan budidaya ikan yang belum dimaksimalkan.
“Seperti di daerah (Kelurahan) Jenebora juga ada pembudidaya kepiting rajungan, bahkan sudah ekspor ke Amerika,” ungkap Rozihan.
Lebih lanjut, Dinas Perikanan PPU juga terus melakukan upaya peningkatan sektor periakan di wilayahnya. Salah satunya dengan memberikan program bantuan dan subsidi.
Mulai dari BBM, kapal, mesin kapal hingga pemberian bantuan pakan dan bibit ikan. Termasuk juga pada para kelompok nelayan yang ada di Pantai Lango.
“Semua nelayan Kita bantu. Mereka pakai proposal, baru nanti Kami anggarkan,” tutupnya. (ADV/NAH)