NUSANTARA – Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) resmi membuka 1st International Conference on Forest City (ICFC) yang dilaksanakan di Universitas Mulawarman Hub, Samarinda pada Rabu hingga Kamis (29-30/05/2024). ICFC menjadi konferensi internasional pertama mengenai kajian memulihkan keanekaragaman hayati hutan tropis dan biokultural di kawasan perkotaan dan sekitarnya.
Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN, Myrna Asnawati Safitri menekankan peran aktor-aktor non negara untuk berkontribusi dalam pembangunan Nusantara yang menjadi kota hutan modern.
“Hari ini dan besok kita akan mendiskusikan isu-isu terkini mengenai keanekaragaman hayati serta ekologi yang dikaitkan dengan pengembangan kawasan perkotaan modern. Oleh karena itu, setiap peserta dan pembicara diharapkan membawa materi-materi dan penelitian yang bisa didiskusikan bersama dan secara langsung turut berkontribusi membangun Nusantara menjadi kota yang berkelanjutan, hijau, dan modern,” kata Deputi Myrna dalam pembukaan ICFC
ICFC pertama membawa tema “Restoring Tropical Forest and Bicultural Diversity in Urban and Peri-Urban Areas”. Dalam konferensi ini dihadiri oleh 170 peserta dan pembicara yang berasal dari akademisi serta praktisi lingkungan. Para peserta tersebut juga berasal dari negara beragam di mana berasal 12 negara di lima benua yang hadir baik secara daring maupun luring.
Hari pertama ICFC (29/05/2024) dimulai dengan pembukaan konferensi yang dibuka oleh Deputi Myrna dan Wakil Rektor Bidang Umum, SDM dan Keuangan Universitas Mulawarman, Ir. Sukartiningsih. Dilanjutkan dengan seminar mengenai “Biodiversity Protection in Urban Landscape” yang diisii oleh Deputi Myrna, Profesor Paul Kessler dari Leiden University, Dr. Hendrian dari BRIN, Profesor Satyawan Pudyatmoko dari KLHK RI, dan Dushko Bogunivich dari University of Auckland.
Setelah seminar, agenda dilanjutkan pada pembahasan yang lebih detil dan terperinci oleh para peserta yang dibagi menjadi tujuh ruang panel dan dua sesi terpisah. Agenda dilanjutkan dengan Gala Dinner yang dihadiri langsung Kepala Otorita IKN.
Kepala Otorita IKN, Bambang Susantono menyambut dari antusiasme para peserta dan pembicara dalam ICFC di hari pertama. Bambang menyebut mendukung penuh langkah-langkah riset yang akan dilakukan di Nusantara, terlebih dalam kajian kota hutan di Nusantara.
“Kami (Otorita IKN) menyambut baik diadakannya 1st ICFC ini, karena kota hutan adalah visi masa depan Nusantara. Berkumpulnya para akademisi di sini untuk membahas kajian kota hutan dan keanekaragaman hayati diharapkan dapat menjadi tonggak bagi Nusantara sebagai pusat riset hutan hujan tropis. Semoga diskusi dan kolaborasi yang terjadi dalam konferensi ini akan memperkuat nilai Nusantara dan mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia,” ucap Bambang dalam sesi Gala Dinner ICFC hari pertama.
Berlanjut di hari kedua ICFC (30/05/2024), konferensi dimulai dengan kuliah umum yang bertemakan “BiodiverCity: Designing Urban Environments with Nature and for People” di Universitas Mulawarman Hub dan diisi oleh Joris van Etten dari ADB, Profesor Steffen Nijhuis dari Universitas Teknologi Delft, Deputi Bidang Perencanaan dan Pertanahan Otorita IKN Mia Amalia, dan Profesor Wiwandari Handayani dari Universitas Diponegoro.
Di hari kedua juga diisi seminar yang membahas mengenai “Sustainable Forest City: Towards a collaborative and interdisciplinary research agenda” yang diisi oleh Marrik Bellen dari Leiden University, Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN Profesor Mohammed Ali Berawi, Profesor Steffen Nijhuis dari Universitas Teknologi Delft, dan Profesor Rudianto Amira Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman.
Konferensi ICFC ditutup dengan pembahasan sesi panel dengan 8 bahasan panel yang berbeda dan saling mendalami tiap kajian yang dibawa.
Sebelumnya, di hari Selasa (28/05/2024) peserta telah diajak untuk mengunjungi kawasan hijau di Nusantara yaitu Miniatur Hutan Hujan Tropis (MHHT) dan Bukit Bangkirai. Peserta juga diajak untuk menanam bibit pohon dan melepas 30 burung endemik Kalimantan ke alam liar.
Wakil Rektor Sukartiningsih menyebut peran dari Universitas Mulawarman sebagai katalis kajian kajian kehutanan terlebih pada peran kota hutan dalam pembangunan kota modern dan berkelanjutan seperti Nusantara.
“Harapannya acara ini dapat menjadi pondasi awal untuk menjadikan Kalimantan Timur terlebih di wilayah Nusantara untuk menjadi pusat penelitian hutan tropis global, mengembalikan marwah Kalimantan sebagai paru-paru dunia dengan merevitalisasikan dan mengglorifikasikanya,” pungkas Deputi Myrna.
ICFC nantinya diprediksi mampu menghasilkan lebih dari 100 dokumen ilmiah mengenai biodiversitas, pelestarian lingkungan hidup, dan kebijakan hutan kota di Nusantara. (*Rls/SBK)