PPU – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Penajam Paser Utara (PPU) berharap anugerah Kabupaten Layak Anak (KLA) dapat meningkat pada 2024. Dari sebelumnya berada di kategori Madya meningkat menjadi KLA kategori Nindya.
Seperti diketahui, PPU mendapatkan penganugerahan KLA dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI. Diberikan kepada kabupaten/kota dengan sistem pembangunan yang menjamin pemenuhan hak anak dan perlindungan khusus anak yang dilakukan secara terencana, menyeluruh dan berkelanjutan.
“Harapan Kami, karena ini tingkat kabupaten, ini berbicara tentang kerjasama semua OPD, Kami harap OPD dapat meningkatkan kerja sama untuk meningkatkan lagi dari Madya ke Nindya,” tutur Kepala DP3AP2KB PPU, Chairur Rozikin Senin (4/9/2023).
Berdasarkan penilaian dari Kementerian PPPA RI, PPU mendapatkan hasil akhir dengan total nilai 622. Kabupaten PPU juga satu-satunya kabupaten/kota se-Indonesia yang mendapatkan kategori Madya dan dapat menerima langsung piala penghargaan di Semarang bertepatan dengan kegiatan peringatan Hari Anak Nasional.
Chairur menambahkan penghargaan KLA tingkat Madya ini tidak lepas dari dukungan Pemkab PPU dan seluruh perangkat daerah. Ia berharap, pencapaian ini lantas tidak membuat PPU lengah tetapi tetap harus berjuang untuk mempertahankan bahkan meningkatkan lagi ke tingkat Nindya.
“Penilaian ini kan diadakan setiap 1 (satu) tahun sekali, kami akan terus mempelajari kekurangan-kekurangan kemarin itu apa aja, kita segera menambahkan. Kami akan mempelajari juga data apa yang dibutuhkan untuk mendapatkan kategori Nindya dan data apa yang masih kurang nilainya dari kluster-kluster, sehingga pada saat nanti dibutuhkan, OPD sudah dapat memahami,” bebernya.
Chairur mengungkapkan untuk mendapatkan predikat Madya itu merupakan perjalanan yang cukup panjang. Karena selama 4 tahun berturut-turut PPU bertahan di predikat Pratama.
Pada 2023, PPU berhasil meningkatkan nilai hingga berhasil meraih predikat Madya. Ini, lanjut Chairur, merupakan hasil jerih payah yang terjawab di tahun ini.
“Dari Pratama ke Madya tidak semudah yang dibayangkan kalau tidak didukung oleh OPD yang lain. Karena kami sebagai koordinator tidak bisa tinggal diam, harus jemput bola. Di mana setiap kluster katakanlah semisal capaian nilainya rendah, kami berusaha menghubungi OPD terkait untuk mencapai nilai yang diharapkan,” pungkasnya. (ADV/SBK)