PPU – Layanan air bersih ke wilayah Kelurahan Sotek, Kecamatan Penajam, Penajam Paser Utara (PPU) berhenti. Hal ini membuat masyarakat di sana kesulitan memenuhi kebutuhan dasar, dan beralih ke membeli air tandonan.
Seperti diketahui, sejak 19 Agustus lalu Perumda Air Minum (PAM) Danum Taka memutus sementara pelayanan 805 sambungan rumah (SR) yang menerima distribusi dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) Sotek. Alasannya karena musim kemarau kali ini mengakibatkan penyusutan debit air signifikan.
“Benar, kondisi PDAM unit Sotek untuk saat ini menghentikan sementara layanan air bersih, dikarenakan waduk yang menjadi sumber airnya kering akibat pendagkalan dan kemarau,” ujar Lurah Sotek Muhammad Harianto, Kamis (31/8/2023).
Ia juga mengakui hal ini membuat masyarakat harus mencari alternatif untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup mereka sehari-hari. Di antaranya ialah memanfaatkan adanya beberapa sumur bor serta membeli air bersih tandon yang menggunakan mobil pick-up.
“Sementara ini warga memanfaat sumber air sumur bor dan membeli air bersih dengan menggunakan mobil pick up, agar kiranya warga tidak mengalami krisis air bersih,” ungkapnya.
Tentu warga akhirnya merogoh kocek lebih dalam karenanya. Harianto menyebutkan biasanya pembelian air bersih tersebut seharga kisaran Rp 70 ribu sampai dengan Rp 80 ribu per tandonnya.
Selain itu, pihaknya juga sampai saat ini masih mencari solusi terbaik atas permasalah yang terjadi. Dengan membuka akses dan berkomunikasi dengan para pemilik kolam atau waduk yang ada di beberapa lokasi di Sotek.
“Terus dilakukan agar warga dapat memanfaatkan airnya untuk kepentingan rumah tangga khususnya,” ujarnya.
Dalam hal ini pula, Kelurahan Sotek juga mengharapkan kerja cepat pihak PAM Danum Taka dalam melakukan pengerukan dan pembersihan waduk. Serta untuk segera membangun pintu air pembuangan, agar debit air yang ada di Waduk Sotek bisa segera dikendalikan.
“Sampai saat ini kan waduk yang di miliki PDAM tidak memiliki pintu air pembuangan. Jadi tidak bisa dikendalikan. Bagaimana mau mengendalikan pintu air tidak ada, jadi kemarau baru satu bulan air sudah menyusut,” tegas Herianto.
Diberitakan sebelumnya, Direktur PAM Danum Taka, Abdul Rasyid menjelaskan pihaknya terpaksan menempuh jalur ini. Penuruhan debit air di Waduk Sotek dianggap tidak memberikan pilihan lain selain menghentikan pendistribusian sementara.
“jika dipaksakan terus beroperasi dengan air baku yang minim, maka berpotensi menimbulkan kerusakan pada mesin IPA Sotek. Kami meminta masyarakat memahami kondisi tidak normal ini. Semoga dalam waktu dekat curah hujan meningkat,” tutupnya. (NRD)
Pewarta: Deddy Pz
Editor: Robbi Syai’an