PPU – Bupati Penajam Paser Utara (PPU), Mudyat Noor, menjadi salah satu kepala daerah yang mendapat kehormatan sebagai tamu spesial dalam program podcast nasional Teras Negeri yang diproduksi oleh Tempo, salah satu media terkemuka di tanah air.
Kehadiran Mudyat dalam program Teras Negeri di studio Tempo disambut langsung oleh Ade Liesnasari selaku Direktur Tempo beserta sejumlah jajaran lainnya. Sesi dialog dipandu oleh host Rini Kustiani yang menggali sejumlah informasi terkait program visi misi kepala daerah dalam membangun wilayah serta tantangan kepemimpinan di tengah kawasan yang menjadi bagian dari Ibu Kota Negara Nusantara, Selasa (1/7/2025) sore.
Pada sesi bincang santai namun sarat makna tersebut, Bupati Mudyat Noor memaparkan Visi Pembangunan Kabupaten Penajam Paser Utara untuk periode 2025–2029 dengan “Berkolaborasi Membangun Penajam Paser Utara yang Unggul, Berkeadilan, Sejahtera, dan Berdaya Saing sebagai Gerbang Ibu Kota Nusantara.”
Menurut Mudyat, visi ini dilandasi kesadaran bahwa Kabupaten PPU kini memegang peranan strategis nasional sebagai pintu gerbang utama menuju IKN. Posisi geografis ini membawa konsekuensi besar: tanggung jawab untuk membangun daerah yang siap mendukung ibu kota masa depan Indonesia.
“Kita ingin memastikan pembangunan di PPU tidak tertinggal dari IKN. Pembangunan harus merata, berkelanjutan, dan berdampak langsung bagi masyarakat,” ujarnya dalam sesi dialog.
Orang nomor satu di Kabupaten PPU tersebut juga menekankan bahwa tantangan terbesar saat ini adalah menyelaraskan pembangunan PPU dengan keberadaan IKN agar tidak terjadi ketimpangan antar wilayah.
“Sangat ironis bila IKN megah berdiri, tapi wilayah sekitarnya tertinggal,” tegasnya.
Untuk menjawab tantangan itu, ia menjelaskan bahwa saat ini Pemkab PPU tengah mengintensifkan sinkronisasi dan integrasi kebijakan pembangunan daerah dengan pemerintah pusat, provinsi, dan Otorita IKN (OIKN). Fokus utama diarahkan pada pembangunan infrastruktur dasar, layanan publik seperti pendidikan dan kesehatan, penguatan konektivitas wilayah, dan pengembangan sektor unggulan lokal.
Langkah konkret dilakukan melalui pendekatan tematik, holistik, integratif, dan spasial dalam perencanaan dan penganggaran pembangunan. Tidak hanya itu, Mudyat juga mengungkapkan telah mengajukan skema kompensasi fiskal khusus kepada pemerintah pusat sebagai bentuk keadilan fiskal atas beban tambahan sebagai daerah penyangga IKN.
“Sampai saat ini kami terus berupaya untuk mengusulkan dana transfer berbasis kinerja IKN dan kebijakan alokasi dana pusat untuk membiayai pengendalian dampak sosial-lingkungan dari pembangunan nasional serta pemerataan wilayah yang ada karena beririsan langsung dengan IKN,” jelasnya.
Lebih lanjut, selain menyeimbangkan pemerataan pembangunan, ia juga menyelaraskan program tata kelola pemerintahan melalui transformasi layanan publik berbasis digital melalui integrasi sistem satu data. Langkah ini dinilai mampu memangkas birokrasi, mempercepat pelayanan, dan menjadikan pembangunan lebih terukur.
Seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) kini diwajibkan menyusun indikator SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, and Time-bound) serta kontrak kinerja yang outcome-based. Masyarakat juga dilibatkan secara aktif melalui pembentukan forum pelayanan publik sebagai mitra evaluasi.
“Kami ingin semua program benar-benar terukur dan transparan. Setiap kebijakan harus bisa dipertanggungjawabkan karena anggaran yang digunakan adalah milik rakyat,” tambah Mudyat.
Membahas topik yang lebih mendalam, selaku kepala daerah Mudyat memiliki target besar, salah satunya menjadikan Kabupaten PPU sebagai kawasan mandiri, inklusif, dan terdepan. Sebagai gerbang Ibu Kota Nusantara, daerah ini harus mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing dalam ekonomi lokal, serta penguatan tata kelola yang berintegritas.
“Kita hanya punya satu kesempatan untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. Jangan sia-siakan peluang ini. Mari bersatu, berkolaborasi, dan bergerak bersama. Setiap rupiah anggaran dan program pembangunan harus kembali kepada rakyat. Ini bukan soal infrastruktur semata, tapi soal keadilan sosial dan keberlanjutan,” tuturnya dengan penuh keyakinan.
Di akhir sesi podcast, Mudyat menyampaikan pesan inspiratif kepada seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga semangat kolaborasi. Dengan optimisme dan strategi yang matang, ia berharap Kabupaten yang dipimpinnya tak hanya menjadi wilayah penyangga, tetapi juga tonggak kemajuan masa depan.
”Masa depan Penajam Paser Utara adalah milik kita semua. Mari terus menjaga semangat gotong royong, bersatu membangun daerah dengan harapan, kerja nyata, dan optimisme. Kita adalah rumah pertama IKN – mari kita jadi contoh, bukan penonton,” pungkasnya. (ADV)
Penyunting: Robbi Lalat