TENGGARONG – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kembali mencatat sejarah penting pembangunan infrastruktur kota. Melalui proyek strategis pembangunan jembatan pendamping Jembatan Besi, Tenggarong bersiap menyongsong masa depan dengan tetap menghormati jejak sejarahnya.
Jembatan baru ini akan dibangun sekitar 100 meter dari Jembatan Besi yang legendaris. Menghubungkan Jalan Danau Semayang dan Jalan Monumen Barat, infrastruktur ini dirancang untuk menjadi urat nadi baru lalu lintas perkotaan Kukar yang semakin padat.
Struktur girder berbahan baja dipilih sebagai tulang punggung utama jembatan, menjanjikan kekuatan dan ketahanan hingga seratus tahun ke depan.
“Kita tidak sedang membangun proyek lima tahunan, tapi infrastruktur yang akan diwariskan ke generasi cucu kita,” ujar Wiyono, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kukar.
Dikerjakan oleh kontraktor nasional asal Aceh, proyek ini ditargetkan rampung dalam waktu 10 bulan, dengan penyelesaian akhir pada penghujung 2025. Lokasinya sendiri menjadi bagian dari kawasan strategis dalam masterplan pengembangan pusat kota, mencakup koridor Jalan Kertanegara hingga kawasan perkantoran Kartini.
Wiyono menegaskan bahwa aspek kualitas menjadi perhatian utama.
“Saya sudah instruksikan, pengerjaan harus sesuai standar teknis tertinggi. Jangan hanya kejar cepat, tapi jaga mutu. Ini menyangkut keselamatan dan marwah kota Tenggarong,” tegasnya.
Lebih dari sekadar konektivitas fisik, pembangunan jembatan ini juga memuat semangat pelestarian warisan budaya. Jembatan Besi yang menjadi ikon kota sejak masa kolonial tidak akan dibongkar, melainkan dialihfungsikan sebagai jalur pedestrian dan ruang wisata sejarah.
Bupati Kukar, Edi Damansyah, menekankan bahwa pembangunan ini dirancang dengan kesadaran akan identitas lokal.
“Kami tidak sekadar bangun jembatan. Kami menyulam ulang sejarah dan masa depan. Jembatan Besi akan tetap berdiri sebagai pengingat sejarah, sementara jembatan baru menjawab kebutuhan zaman,” ucap Edi.
Dengan pendekatan ini, Kukar tidak hanya bergerak menuju kota yang modern, tetapi juga kota yang berpijak kuat pada akar budayanya. Sebuah langkah menuju kota cerdas yang berkarakter dan berkelanjutan. (adv)
Editor: Agus S