spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Pelaku Industri Akomodasi dan Pariwisata di IKN Didorong Bersertifikasi

NUSANTARA – Potensi industri akomodasi dan pariwisata di Ibu Kota Nusantara (IKN) terus berkembang. Namun, agar sektor ini benar-benar mampu bersaing secara global, diperlukan kompetensi dan keterampilan kerja yang mumpuni dari para pelakunya. Terutama dalam menyambut lonjakan minat masyarakat, baik dari dalam maupun luar negeri, yang ingin mengenal langsung wajah baru ibu kota.

Asesor Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pariwisata Mahamu Mandiri, Irfan Oktavian, menegaskan pentingnya kesiapan sumber daya manusia (SDM) di sektor ini, terutama dalam aspek pelayanan. Menurutnya, daya tarik IKN yang begitu besar menuntut pelayanan prima dan profesional di setiap lini.

“Minat masyarakat untuk datang ke IKN sangat tinggi. Bahkan, dalam waktu dekat, pengunjung dari mancanegara pun diperkirakan akan banyak berdatangan. Maka sektor akomodasi dan pariwisata harus bisa mengikuti ekspektasi global,” ujarnya.

Irfan menambahkan, ketimpangan antara infrastruktur megah dan kualitas SDM yang lemah justru akan menjadi kontraproduktif. Karena itu, menurutnya, sertifikasi profesi menjadi langkah krusial agar layanan di IKN sesuai dengan standar nasional bahkan internasional.

Baca Juga:   Konferdalub IPPAT 2025, Momentum Tingkatkan Profesionalisme PPAT Penyangga IKN

“Kita bisa saja menerima tamu-tamu penting dari luar negeri. Kalau pelayanannya tidak profesional, tentu akan berpengaruh negatif terhadap citra IKN secara keseluruhan,” tegasnya.

Ia mendorong agar proses sertifikasi terhadap pelaku industri pariwisata, seperti pramusaji, resepsionis, barista, hingga pemandu wisata dapat dilakukan secara bertahap. Sertifikasi ini, lanjut Irfan, bukan hanya formalitas, tetapi juga langkah nyata menciptakan iklim industri yang berkelanjutan.

“Ini sangat penting untuk keberlanjutan investasi dan pariwisata di IKN. Kementerian Pariwisata tentu mendukung penuh, tapi peran Otorita IKN juga harus aktif. Nantinya, sertifikasi akan dikeluarkan oleh BNSP,” terangnya.

Meskipun IKN bukan bagian dari 10 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) seperti Mandalika, Borobudur, atau Labuan Bajo, namun dengan pembangunan infrastruktur yang pesat dan intensitas kegiatan yang tinggi, IKN sangat potensial menjadi destinasi baru di masa depan.

“Khususnya di wilayah Sepaku, geliat bisnis perhotelan dan penginapan mulai tampak. Ini menjadi sinyal kuat bahwa sektor pariwisata akan ikut tumbuh, dan sertifikasi SDM harus segera digagas bersama,” pungkas Irfan.

Baca Juga:   Usai Menjabat Pj Bupati PPU, Makmur Marbun; Ya Akan Kembali ke Kemendagri

Reporter: Riski Atmaja
Editor: Agus S

⚠️ Peringatan Plagiarisme

Dilarang mengutip, menyalin, atau memperbanyak isi berita maupun foto dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari Redaksi. Pelanggaran terhadap hak cipta dapat dikenakan sanksi sesuai UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dengan ancaman pidana penjara maksimal 10 tahun dan/atau denda hingga Rp4 miliar.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA POPULER