spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Optimalisasi Lahan Tidur, Petani Jagung PPU Capai Hasil 5,5 Ton per Hektare

PPU – Dalam upaya mendukung swasembada pangan dan meningkatkan produktivitas sektor pertanian, Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) terus melakukan berbagai terobosan strategis. Salah satunya adalah optimalisasi lahan tidak produktif menjadi lahan pertanian jagung.

Salah satu aksi nyata diwujudkan melalui kolaborasi antara Kelompok Tani Jagung “Sawit Lestari” Desa Giri Mukti dengan jajaran Polres PPU. Kegiatan panen bersama dilaksanakan di lahan seluas 10 hektare di Jalan Raya Silkar, Giri Mukti, Selasa (29/4/2025), dengan dukungan dari Pemerintah Kabupaten PPU, Kodim 0913 PPU, dan Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kaltim.

Bupati PPU, Mudyat Noor, yang hadir langsung dalam panen raya tersebut, menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat, khususnya kepada Pertamina yang telah meminjamkan lahan tidur untuk dimanfaatkan secara produktif.

“Lahan ini hasil kerja sama dengan Pertamina dan merupakan bukti nyata optimalisasi lahan tidur yang kini bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.

Ia menyampaikan bahwa kegiatan ini mencerminkan komitmen lintas sektor dalam mendukung PPU sebagai lumbung pangan, tak hanya untuk komoditas padi, tetapi juga jagung, dan potensi pertanian lainnya.

Baca Juga:   Adaptasi Menambah Rezeki

Rata-rata hasil panen jagung mencapai 5,5 ton per hektare, sedikit di bawah rata-rata nasional 7 ton/hektare. Namun, Mudyat menilai potensi ini sangat menjanjikan.

“Petani jangan lagi dibebani urusan pemasaran. Pemerintah harus hadir sebagai katalis dan menjembatani dengan mitra industri,” tegasnya.

Acara panen bersama ini juga ditandai dengan penyerahan bibit jagung kepada petani dan anggota Polres PPU, serta penanaman bibit jagung secara simbolis oleh para tamu undangan.

Lebih lanjut, Mudyat menekankan pentingnya pendataan potensi jagung secara menyeluruh sebagai langkah awal membentuk industri hilir. Menurutnya, hilirisasi sektor pertanian harus mendapat perhatian yang sama seperti sektor tambang dan energi.

“Hilirisasi pertanian bisa menciptakan lapangan kerja dan menambah nilai produk. Ini adalah peluang yang harus kita kelola dengan serius,” tambahnya.

Harga jagung di tingkat petani saat ini sekitar Rp5 juta per ton, sementara harga pasar nasional berkisar Rp6–7 juta per ton. Ia berharap kehadiran mitra industri dapat menjembatani selisih harga tersebut agar petani mendapat keuntungan lebih optimal.

Baca Juga:   Diskominfo PPU Gandeng Diskominfo Kaltim Gelar Monev KIM Kelurahan dan Desa

Dalam visi jangka panjang, Mudyat berharap PPU tidak hanya menjadi daerah swasembada pangan, tetapi juga mampu mencapai swasembada daging melalui pengembangan pertanian terpadu yang mencakup tanaman pangan, peternakan, dan perikanan.

“Kalau kita bisa integrasikan pertanian, manfaatkan limbah ternak untuk pupuk, maka kemandirian pangan akan tercapai. Ini potensi besar untuk kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya. (ADV)

Editor: Robbi Syai’an*

⚠️ Peringatan Plagiarisme

Dilarang mengutip, menyalin, atau memperbanyak isi berita maupun foto dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari Redaksi. Pelanggaran terhadap hak cipta dapat dikenakan sanksi sesuai UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dengan ancaman pidana penjara maksimal 10 tahun dan/atau denda hingga Rp4 miliar.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA POPULER