PPU – Bulan Suci Ramadan seringkali diiringi dengan kenaikan harga sembilan bahan pokok (sembako). Dari pemantauan Media Kaltim di pasaran, pada hari ke-19 Ramadan, sejumlah bahan sayuran mengalami lonjakan harga, salah satunya adalah lombok (cabai).
Pada awal bulan Ramadan, harga lombok hanya berkisar Rp 50 ribu per kilogram. Namun, pada hari ini, harga lombok telah meroket hingga Rp 110 ribu per kilogram. Hal ini terpantau terhitung sejak sepekan lalu.
Huda, pedagang salome mengungkapkan bahwa kenaikan harga lombok tersebut sangat mengejutkan para pedagang kecil. Menurutnya, banyak pedagang yang mengandalkan lombok sebagai bahan dasar jualan mereka.
“Kenaikan ini sangat signifikan dan membuat kami kaget. Dengan adanya kenaikan ini, kami tidak mungkin menaikkan harga jual dagangan kami. Saya rasa kenaikan ini hanya terjadi pada hari besar saja,” ungkap Huda, Rabu (19/3/2025).
Tak hanya lombok, sayuran tomat merah juga turut mengalami kenaikan harga yang cukup tajam. Harga tomat yang semula Rp 10 ribu per kilogram kini melonjak menjadi Rp 26 ribu per kilogram.
Kenaikan harga bahan pokok ini menimbulkan kegelisahan di kalangan para pedagang. Mereka berharap, setelah bulan suci Ramadan, harga-harga sembako dapat kembali normal sehingga harga jual mereka tidak perlu dinaikkan.
“Kami berharap kenaikan harga bahan pokok ini tidak berlangsung lama. Harga dagangan kami pun masih tetap sama, dan kami tidak ingin ada perubahan harga yang memberatkan konsumen,” tutur Huda.
Sementara itu, pedagang sayuran lain di Pasar Petung, Nurhayati, juga mengungkapkan hal serupa. Ia mengatakan bahwa kenaikan harga bahan pokok di bulan Ramadan seringkali membuat pedagang kecil kesulitan, terutama bagi mereka yang tidak bisa menaikkan harga jual.
“Kami hanya bisa mengikuti harga pasar, tetapi kenaikan seperti ini membuat beberapa konsumen juga mengeluh. Kami berharap harga-harga ini bisa kembali normal setelah Ramadan,” pungkasnya.
Penulis: Deddy Pz
Editor: Robbi Syai’an