PPU – Guna mempersiapkan generasi muda menuju pernikahan yang sehat dan berkualitas, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menggalakkan edukasi kesehatan reproduksi bagi calon pengantin. Kepala DP3AP2KB PPU, Chairur Rozikin, menegaskan pentingnya pemahaman mendalam terkait kesehatan reproduksi dalam upaya menciptakan keluarga yang harmonis dan sejahtera.
“Pendidikan tentang kesehatan reproduksi sebelum menikah dapat membantu calon pengantin memahami berbagai aspek penting, mulai dari kesehatan fisik, kesehatan mental, hingga isu-isu reproduksi yang dapat memengaruhi kehidupan keluarga di masa depan,” ujarnya.
Chairur menjelaskan bahwa DP3AP2KB berupaya menyediakan informasi yang komprehensif tentang kesehatan reproduksi, perencanaan keluarga, dan pencegahan penyakit menular seksual, yang merupakan pengetahuan dasar untuk membangun keluarga yang sehat. Program ini juga bertujuan meningkatkan keterbukaan calon pengantin dalam membahas kesehatan reproduksi, demi pengambilan keputusan yang lebih bijak.
“Penting bagi calon pengantin untuk merasa nyaman dan tidak malu untuk bertanya tentang hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi, baik kepada tenaga medis maupun penyuluh,” tambah Chairur.
Chairur menekankan bahwa kesehatan reproduksi adalah tanggung jawab bersama, sehingga program ini melibatkan tidak hanya calon pengantin perempuan, tetapi juga pria. Tujuannya adalah agar pasangan saling mendukung dalam aspek kesehatan, yang menjadi fondasi bagi keluarga yang kuat dan sehat.
“Kami ingin mendorong pasangan untuk saling mendukung dalam hal kesehatan, sehingga keduanya dapat bersama-sama membangun keluarga yang sehat,” ungkapnya.
Selain itu, DP3AP2KB bekerja sama dengan berbagai instansi dan organisasi masyarakat untuk menyampaikan informasi yang akurat dan mudah dipahami. Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat pemahaman calon pengantin tentang kesehatan reproduksi, sehingga mereka lebih siap menghadapi pernikahan tanpa masalah kesehatan yang berpotensi muncul.
“Keluarga yang sehat adalah fondasi bagi masyarakat yang sehat,” tutup Chairur. (ADV/*SBK)