PPU – Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Maju Bersama di Kelurahan Waru, Penajam Paser Utara (PPU) berhasil memenuhi kebutuhan pakan ikan secara mandiri. Pokdakan binaan PT Waru Kaltim Plantation (WKP) ini bahkan mampu membuat mesin pembuat pakan ikan dari barang bekas.
Mesin ini diberi nama sinpapibabe (mesin pembuat pakan ikan dari barang bekas). Dirancang dari mesin diesel yang sudah tidak terpakai, lalu dimodifikasi sedemikian rupa. Memiliki 4 mekanisme kerja, hingga menghasilkan pelet ikan yang siap digunakan untuk pakan ikan.
Dari kemandirian pakan ini, pokdakan yang beranggotakan 33 kepala keluarga (KK) mampu meningkatkan hasil produksinya hingga berkali-kali lipat, pun dengan keuntungannya.
“Mesin ini dibuat sendiri, dengan mesin bekas yang sudah tidak terpakai. Bahannya juga dari bahan-bahan sisa yang ada di lokal (dalam daerah), seperti bungkil kelapa sawit, ikan-ikan rucah (ikan kecil-kecil yang tertangkap secara tidak sengaja oleh nelayan), bungki kedelai, bulu ayam dan lain sebagainya,” kata Ketua Pokdakan Maju Bersama, Joko Sudrajad.
Dari inovasi ini, Pokdakan Maju Bersama berhasil memperoleh 1 buah piala Festival Astra 2024 kategori perikanan dalam Festival Astra 2024. Karena berhasil menjadi Desa Sejahtera Astra (DSA) program kontribusi sosial berkelanjutan PT Astra International Tbk dalam empat pilar CSR yaitu Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan dan Ekonomi.
“Pokdakan ini berdiri sejak 2018 lalu, dan pada 2021 baru menjadi binaan PT WKP. Semenjak itu, Kami menerima banyak bantuan untuk mengembangkan inovasi dalam mengembangkan usaha perikanan kelompok,” jelasnya.
Dalam sehari, mesin ini setidaknya mampu menghasilkan 20 kilogram pakan ikan sehari dengan kandungan yang lebih tinggi. Itu mampu untuk memenuhi kebutuhan sekira 50 kolam yang dikelola, dengan jenis ikan lele, gurami dan nila.
Selain mendapatkan bantuan dalam mengembangkan mesin pakan ikan, Pokdakan Maju Bersama selama menjadi binaan berkelanjutan juga menerima bantuan dari sisi yang lain. Mulai dari pelatihan, pemenuhan bahan pembuat pakan dan dukungan pengembangan pembenihan ikan hingga pemasaran hasil produksi.
“Sebelum menjadi binaan, hasil produksi dalam sebulan hanya 10 kilogram. Tapi setelah menjadi binaan, produksi ikan dalam sebulan bisa mencapai 1 ton,” sebut Joko.
Ke depan, inovasi ini akan terus dikembangkan untuk meningkatkan hasil produksi pakan ikan. Dengan tujuan agar bisa memenuhi kebutuhan pakan ikan dalam daerah.
“Mesin ini akan terus dikembangkan lagi, dan terus dikenalkan secara luas. Harapannya ke depan bisa memenuhi kebutuhan pakan ikan di kelurahan, kecamatan hingga seluruh Kabupaten PPU,” pungkasnya. (*SBK)