PASER – Perum Bulog Kantor Cabang Paser mencatat total serapan gabah dari dua wilayah kerjanya, yakni Kabupaten Paser dan Penajam Paser Utara (PPU), mencapai 5.300 ton hingga akhir Juni 2025. Dari jumlah tersebut, mayoritas atau sekitar 4.500 ton berasal dari wilayah PPU.
Kepala Bulog Kanca Paser, Muhammad Mukhlis, menyebutkan serapan dari Kabupaten Paser sendiri baru mencapai sekitar 800 ton.
“Sekitar 4.500 ton kita dapatkan dari Kabupaten PPU, sementara dari Kabupaten Paser hanya sekitar 800 ton,” ujar Mukhlis, Minggu (6/7/2025).
Mukhlis menjelaskan, perbedaan angka ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah luas lahan pertanian yang lebih dominan di PPU. Ia menilai masyarakat desa di PPU cenderung fokus pada sektor pertanian, sehingga produktivitas dan pasokan gabah pun lebih tinggi.
“Saya lihat ekonomi masyarakat desa di PPU lebih banyak bertumpu pada pertanian, jadi lahannya pun lebih luas,” jelasnya.
Rendahnya serapan di wilayah Paser juga disebabkan karena sebagian petani telah menjalin kerja sama dengan pihak swasta sebelum adanya penetapan harga gabah oleh pemerintah. Hal ini membuat gabah mereka tidak dapat diserap Bulog, karena harus memenuhi kontrak yang telah disepakati.
“Mungkin pemilik lahan sudah punya perjanjian dengan pihak lain. Mereka memilih memenuhi MoU yang telah dibuat,” tambahnya.
Meski begitu, Mukhlis optimistis jika seluruh gabah petani di Paser disalurkan ke Bulog, maka serapannya bisa jauh lebih tinggi. Namun, ia tetap menghormati kontrak yang dijalankan petani dengan pihak swasta sebagai bagian dari profesionalisme.
“Kita tidak ingin mengganggu perjanjian yang sudah mereka buat. Itu juga bentuk tanggung jawab petani,” katanya.
Ke depan, Bulog Paser berencana memperluas jangkauan dengan menggandeng lebih banyak mitra, termasuk penggilingan padi dan instansi terkait. Sosialisasi pun akan digencarkan baik di PPU maupun Paser, guna meningkatkan kesadaran dan partisipasi petani dalam menjual gabah ke Bulog.
“Kami akan adakan sosialisasi dalam waktu dekat, agar awal tahun depan kegiatan jual beli gabah bisa berjalan lebih maksimal,” tutupnya.
Pewarta: Nash
Editor: Agus S