PPU — Upaya memperkuat peran Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) sebagai daerah penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN) kembali ditunjukkan Bupati Mudyat Noor melalui pertemuan strategis bersama civitas akademika Universitas Gadjah Mada (UGM), Jumat (13/6/2025). Pertemuan yang digelar di Kampus UGM Yogyakarta ini melibatkan Fakultas Kehutanan serta Program Pascasarjana Magister dan Doktor Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan (MDKIK).
Dalam agenda tersebut, dua fokus utama dibahas ialah kontribusi PPU dalam pengembangan Wanagama Nusantara di IKN. Kemudian penguatan inovasi desa melalui pelatihan berbasis potensi lokal.
Mudyat menegaskan posisi PPU yang strategis sebagai wilayah terdekat dari kawasan inti IKN, sehingga keterlibatan aktif dalam proyek nasional seperti Wanagama Nusantara menjadi sangat penting. Ia menyatakan bahwa pengalaman UGM dalam pengelolaan hutan dan wanatani dapat menjadi modal kuat dalam pengembangan program tersebut.
“Kami sangat berharap Fakultas Kehutanan UGM dapat menjadi mitra strategis. Keahlian dan pengalaman UGM dalam pengelolaan hutan dan wanatani, seperti yang telah diterapkan di Wanagama Gunung Kidul, sangat kami butuhkan untuk mengimplementasikan konsep Wanagama Nusantara di kawasan IKN dan sekitarnya, termasuk di wilayah PPU,” ujarnya yang hadir didampingi Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat PPU, Nicko Herlambang.
Ia juga menyampaikan kesiapan Kabupaten PPU dalam mendukung langkah konkret program ini melalui penyediaan lahan, koordinasi dengan pemangku kepentingan, dan mobilisasi sumber daya lokal.
Dalam sesi lanjutan, Mudyat turut membahas strategi pengembangan desa berbasis inovasi. Ia menekankan perlunya pelatihan dan pendampingan untuk menciptakan desa yang mandiri dan produktif.
“Kami ingin membangun desa yang mandiri dan berdaya saing melalui inovasi. Program pascasarjana MDKIK UGM, dengan fokus pada kepemimpinan dan inovasi kebijakan, diharapkan dapat merancang skema pelatihan dan pengembangan yang tepat untuk membentuk sentra produksi pangan serta sentra ekonomi lainnya yang benar-benar sesuai dengan karakteristik dan potensi desa-desa di PPU,” jelasnya.
“Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat, kualitas produk lokal, dan nilai ekonomi desa,” tambahnya.
Pertemuan ini dihadiri oleh sejumlah tokoh akademik UGM, antara lain Wakil Dekan Fakultas Kehutanan Ir. Dwiko Budi Permadi, Ketua Program Studi Doktor Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan (DKIK) Prof. Agus Heruanto Hadna, serta Ketua Program Studi Magister Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan (MKIK) Prof. Ahmad Maryudi.
Prof. Agus Heruanto Hadna menyatakan bahwa kolaborasi antara pemerintah daerah dan kampus sangat penting dalam menjawab tantangan pembangunan, termasuk di wilayah penyangga IKN.
Senada dengan itu, Prof. Ahmad Maryudi menilai pendekatan pembangunan desa yang disampaikan Bupati PPU selaras dengan visi keberlanjutan yang tengah digagas UGM, khususnya melalui kepemimpinan lokal yang adaptif dan inovatif.
Sementara itu, Ir. Dwiko Budi Permadi menegaskan kesiapan Fakultas Kehutanan UGM untuk mendukung pengembangan Wanagama Nusantara bersama Pemkab PPU.
“Keahlian kami dalam bidang silvikultur, pengelolaan DAS, restorasi ekosistem, dan wanatani siap kami kontribusikan. Sinergi dengan Pemkab PPU dalam hal penyediaan lahan dan penguatan kelembagaan masyarakat kunci keberhasilannya,” ujarnya.
Pertemuan ini ditutup dengan kesepahaman bersama untuk segera menyusun rencana kerja konkret di kedua bidang prioritas tersebut. Tim dari UGM dijadwalkan akan mengunjungi Kabupaten PPU dalam waktu dekat guna melakukan kajian lapangan dan merancang model kolaborasi yang aplikatif dan berkelanjutan.
Langkah ini diharapkan menjadi model sinergi ideal antara pemerintah daerah dan dunia akademik dalam mendukung pembangunan IKN sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. (ADV)
Editor: Robbi Lalat