SAMARINDA – Setidaknya 5,14 persen masyarakat Kaltim masih sulit mendapatkan perkerjaan. Data tersebut dipaparkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim pada tahun 2024. Salah satu faktornya adalah lapangan kerja yang jumlahnya lebih sedikit daripada pencari pekerjaan.
“Persoalannya pasti rumusnnya dimanapun, lapangan kerja itu lebih sedikit daripada jumlah orangnya. Nah disitulah masyarakat perlu berkompetisi,” kata Sarkowi, Anggota Komisi IV DPRD Kaltim saat diwawancarai pada Selasa (10/06/2025).
Menurutnya dengan saat ini program peningkatan kapasitas diri sudah berseliweran di Kaltim untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM). Yang perlu juga dibarengi dengan keseriusan untuk bisa meningkatkan kapasitas.
“Jadi pendidikan itu hanya paspor awal, bahwa memiliki legacy untuk bisa masuk ke lapangan kerja,” lanjutnya.
Namun demikian, agar kapasitas diri masyarakat naik, semua kembali kepada kemauan masyarakat itu sendiri. Tidak benar juga baginya untuk mengkambinghitamkan pemerintah kalau permasalahannya adalah kemauan dari tiap diri masing-masing.
“Jadi kita harapkan, dengan adanya program pemerintah terkait pendidikan termasuk juga membuka lapangan kerja, itu dibarengi dengan peningkatan kapasitas kompetensi dari lulusannya,” jelas anggota dewan dari Fraksi Golkar tersebut.
Terlebih hari ini, memiliki indeks prestasi yang baik bukan modal yang cukup. Semua kembali kepada kemauan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan agar memiliki daya saing.
“Apalagi sekarang IKN banyak orang masuk, mau tidak mau kita harus mampu meningkatkan kompetensi. Supaya tidak orang-orang luar saja yang mengisi peluang-peluang kerja,” tekannya.
Pewarta: K. Irul Umam
Editor: Agus S