NUSANTARA – Sejarah baru terukir di Ibu Kota Nusantara (IKN). Gereja Basilika Santo Fransiskus Xaverius, rumah ibadah Katolik pertama di kawasan ibu kota negara yang baru ini, resmi mulai dibangun. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Uskup Agung Keuskupan Samarinda, Mgr. Yustinus Harjosusanto, pada Jumat (6/6/2025) sore. Ia didampingi oleh Deputi Pengendalian Pembangunan Otorita IKN, Thomas Umbu Pati Tena Bolodadi.
Prosesi peletakan batu pertama ini diawali dengan perayaan Misa Kudus yang dipimpin langsung oleh Mgr. Yustinus. Dalam sambutannya, Uskup Agung menyampaikan rasa syukur dan apresiasi kepada pemerintah pusat, DPR RI, kementerian terkait, serta Otorita IKN atas dukungan terhadap pembangunan rumah ibadah ini.
“Ini merupakan sebuah perhatian yang sangat besar dari negara, pemerintah. Terima kasih yang sebesar-besarnya telah memberikan dukungan bagi umat beriman dengan memberikan pembangunan sarana tempat ibadah bagi kita sekalian di Nusantara ini,” ucapnya.
Ia berharap kehadiran Basilika ini tidak hanya sebagai tempat ibadah umat Katolik di IKN, tetapi juga menjadi simbol kerukunan antarumat beragama. “Ini juga sebagai perhatian, bahwa kehidupan beragama di Nusantara ini bisa damai terlaksana,” tegasnya.
Sementara itu, Thomas Umbu menyebut bahwa pembangunan Gereja Basilika merupakan wujud nyata dari pembangunan IKN yang mengusung semangat keberagaman dan peradaban.
“Pembangunan IKN ini bukan semata membangun infrastruktur. Tapi lebih dari itu. Kita bangun dengan narasi peradaban. Ada narasi sosial, ekonomi, bahkan politik. Oleh karena itu, hari ini sebagai wujud negara hadir dan kita akan mewujudkan kebhinekaan itu di Nusantara,” ujar Thomas.
Ia juga menyebutkan bahwa momen peletakan batu pertama ini menjadi tonggak penting dalam sejarah pembangunan ibu kota baru. “Ini merupakan hal luar biasa, ini sebagai contoh terbaik bagaimana pembangunan suatu gereja di Indonesia dan juga dunia,” tambahnya.
Dari pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), sambutan disampaikan oleh Pelaksana Provinsi Kaltim, Didit Wahyudi, mewakili Direktur Bina Penataan Bangunan Ditjen Cipta Karya. Ia menyampaikan bahwa proyek ini akan dilengkapi dengan fasilitas modern dan ramah lingkungan.
“Basilika ini dengan kapasitas jemaat 1.600 orang akan dilengkapi beragam sarana. Rencana diselesaikan hingga 31 Desember 2025,” jelas Didit.

Gereja Basilika ini akan dibangun di atas lahan sekitar 2.023 hektare, dengan total luas bangunan mencapai 10.612 meter persegi. Di dalamnya akan terdapat gedung gereja Katolik empat lantai (8.586 meter persegi), Wisma Uskup tiga lantai (1.770 meter persegi), serta bangunan penunjang dua lantai (256 meter persegi). Area ini juga akan dilengkapi Plaza Gereja Katolik, Plaza Jalan Salib, taman doa, dan taman wisma uskup.
Dibangun sejak 20 Desember 2024, proyek ini menyisakan masa kerja 208 hari hingga 6 Juli 2025 mendatang. Pembangunan dilakukan dengan skema kolaboratif antara Kementerian PUPR, Kementerian Agama, dan Konferensi Waligereja Indonesia, menggunakan dana APBN sebesar Rp 651 miliar.
Penulis: Riski Bypass
Editor: Robbi Lalat