Catatan: Subur Priono, S.I.Kom
(Staf Humas Setkab PPU)
Cita-cita besar Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Mudyat Noor untuk kemajuan dunia pendidikan di Benua Taka patut memperoleh apresiasi. Salah satunya ingin mewujudkan Kabupaten PPU sebagai pusat pendidikan di Kalimantan Timur (Kaltim).
Keinginan ini bukan tanpa alasan yang jelas. Menurutnya, kehadiran Ibukota Nusantara (IKN) yang berada di sebagian wilayah kabupaten muda di Kaltim ini menuntut putra-putri daerah memiliki kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan kompeten agar tidak tertinggal seiring kemajuan di IKN nantinya.
Potensi geografis, dukungan kebijakan nasional, dan posisi sebagai daerah penyangga IKN juga menjadikan PPU sebagai kandidat ideal untuk menjadi pusat pendidikan unggulan di Kaltim.
Alasan lainnya, orang nomor satu di lingkup pemrintah Kabupaten PPU ini pernah menyampaikan bahwa dirinya melihat tingkat pendidikan di kabupaten ke enam di Kaltim ini masih tergolong rendah.
Bahkan dari data statistik menyebutkan 40 persen masyarakat PPU hanya mengenyam pendidikan Sekolah Dasar (SD). Kebanyakan mereka yang baru lulus SD justru memilih ikut bekerja bersama orang tuanya daripada harus melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Terkait ini, salah satunya terbukti bahwa berdasarkan data jumlah antara jenjang SD, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten PPU terpaut sangat jauh. Tercatat di PPU ada lebih dari 100 gedung SD, 40 gedung SLTP dan hanya 20 gedung SMA.
Jumlah ini menunjukkan bahwa dari 100 gedung SD yang tertampung mengerucut hanya menjadi 40 gedung Sekolah di tingkat SLTP, begitu juga selanjutnya ke jenjang SMA jumlahnya semakin berkurang bahkan hingga 50 persen dari Tingkat sebelumnya.
Alasan ini menjadi salah satu keprihatinan Bupati PPU Mudyat Noor untuk memajukan mutu pendidikan di Kabupaten PPU yang baru dipimpinnya kurang lebih 100 hari kerja tersebut. Bahkan dirinya ingin mewujudkan Kabupaten PPU sebagai pusat pendidikan di Kaltim.
Salah satu tolak ukur kemajuan pendidikan di PPU saat ini, kini sejumlah universitas mulai berdiri di wilayah ini. Salah satunya adalah Universitas Gunadarma yang berada di Kelurahan Lawe-lawe, Kecamatan Penajam. Mahasiswa Universitas ini telah mencapai 700 orang dengan delapan program studi (Prodi) unggulan yang ditawarkan. Jumlah mahasiswa ini sebagian besar merupakan masyarakat PPU, ada juga asal Kabupaten Paser, Balikpapan, Samarinda dan wilayah lainnya di Kaltim.
“ Kami bercita-cita ingin menjadikan Kabupaten Penajam Paser Utara sebagai pusat Pendidikan di Kalimantan Timur,” kata Mudyat Noor disela-sela peresmian Gedung II Universitas Gunadarma belum lama ini.
Namun demikian, menjadikan PPU sebagai pusat pendidikan bukanlah pekerjaan instan. Diperlukan komitmen yang kuat, kolaborasi antar-pihak, dan strategi pembangunan yang menyeluruh. Pendidikan adalah fondasi dari pembangunan berkelanjutan. Daerah yang unggul dalam pendidikan akan melahirkan generasi yang siap menghadapi tantangan global dan mampu mengelola sumber daya daerah secara berkelanjutan.
Langkah awal yang krusial adalah pembangunan dan penguatan infrastruktur pendidikan. Pemerintah daerah harus memastikan bahwa setiap anak di PPU memiliki akses terhadap fasilitas pendidikan yang memadai mulai dari ruang kelas yang nyaman, laboratorium yang lengkap, hingga akses internet yang mendukung pembelajaran digital.
Tak kalah penting adalah peningkatan kualitas SDM, khususnya guru dan tenaga pendidik. Pelatihan berkelanjutan, kolaborasi dengan lembaga pendidikan tinggi, serta peningkatan kesejahteraan guru akan menciptakan lingkungan belajar yang inspiratif dan produktif. Guru bukan sekadar pengajar, tetapi agen perubahan di tengah masyarakat.
Selain itu, PPU dapat menjadi pionir pendidikan vokasi berbasis kebutuhan lokal. Pendidikan yang relevan dengan potensi daerah seperti teknologi hijau, pertanian modern, dan pariwisata akan menjawab kebutuhan tenaga kerja masa depan sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi daerah.
Bukan hanya itu, regulasi yang mendorong investasi pendidikan, baik dari swasta maupun kerja sama internasional, harus diupayakan secara serius. Bayangkan jika PPU memiliki kampus-kampus unggulan, pusat riset modern, sekolah internasional, dan pusat pelatihan vokasi terintegrasi. Ini bukan sekadar mimpi, tetapi visi yang sangat mungkin dicapai dengan kerja bersama.
Sudah saatnya PPU tidak hanya dikenal sebagai penyangga IKN, tetapi sebagai motor utama peradaban baru di Kalimantan Timur melalui pendidikan. Mari kita wujudkan PPU sebagai pusat pendidikan yang maju, inklusif, dan berdaya saing tinggi. Karena pendidikan bukan hanya tentang hari ini, tetapi tentang masa depan. [*]