TENGGARONG – Pemerintah Kecamatan Loa Janan, Kutai Kartanegara (Kukar), terus mendorong percepatan penanganan pasca bencana longsor dan banjir yang melanda sejumlah desa. Salah satu titik paling terdampak adalah Desa Batuah dan Desa Purwajaya, yang kini masuk zona rawan bencana.
Camat Loa Janan, Hery Rusnadi, menegaskan bahwa penanganan bencana tidak cukup berhenti pada tahap tanggap darurat. Diperlukan langkah strategis dan berkelanjutan, terutama menyangkut rencana relokasi warga.
“Kita sudah punya tim penanganan bencana, tetapi pembahasan pasca bencana masih perlu diperkuat. Kita ingin memastikan ada kelanjutan langkah yang jelas,” ujar Hery, Selasa (3/6/2025).
Hery menyoroti pentingnya validasi data dan kajian teknis sebagai dasar kebijakan relokasi. Ia menyebut, jumlah rumah terdampak longsor di Desa Batuah melonjak dari 16 menjadi 29 unit dalam waktu singkat. Sementara itu, Desa Purwajaya juga disebut sebagai kawasan langganan bencana yang membutuhkan solusi permanen.
“Purwajaya sudah beberapa kali terkena bencana. Ini bukan kejadian baru, dan kita perlu penanganan lebih serius,” tegasnya.
Sebagai tindak lanjut, Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Kukar bersama Komisi III DPRD Kukar dijadwalkan akan meninjau lokasi yang diusulkan untuk relokasi warga terdampak. Kelayakan lahan menjadi salah satu hal yang akan dikaji secara teknis.
“Perkim akan menilai apakah lahan yang diusulkan layak untuk relokasi. Waktu kunjungannya masih kita koordinasikan,” kata Hery.
Ia juga mengakui, meski proses evakuasi dan pendataan sudah dilakukan, masih ada tantangan besar yang harus dihadapi. Mulai dari keterbatasan anggaran, akses medan yang sulit, hingga kebutuhan pembangunan hunian layak bagi warga.
Hery berharap, koordinasi antarinstansi dapat segera menghasilkan kebijakan konkret untuk jangka panjang. “Ini bukan sekadar reaksi cepat, tapi bagaimana menyiapkan tempat tinggal yang aman dan layak. Tidak bisa ditunda lagi,” pungkasnya. (Adv)
Editor: Robbi