NUSANTARA – Siang itu cuaca terik menyelimuti Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Nusantara (IKN). Deru mesin ekskavator bersahut-sahutan, menjadi tanda bahwa pembangunan infrastruktur IKN terus berjalan. Para pekerja terlihat sibuk menjalankan tugasnya di lapangan.
Di sudut kawasan tersebut, berdiri mencolok sebuah bangunan dengan fasad menyerupai kepala burung garuda berwarna putih dengan aksen kaca biru. Bangunan itu adalah gedung perkantoran Bank Indonesia (BI), yang terletak tepat di seberang salah satu gedung Kementerian Koordinator (Kemenko).
Di lingkungan KIPP, gedung ini dikenal sebagai Komplek Perkantoran Bank Indonesia (Koperbi). Gedung lima lantai ini tampak menonjol dibandingkan sejumlah gedung kementerian di sekitarnya. Lokasinya juga berdekatan dengan Istana Negara atau yang dikenal sebagai Istana Garuda.
Bangunan utama yang telah rampung ini tampil elegan, dengan dominasi warna cokelat muda dan tua. Ruangannya terdiri atas banyak koridor, dilengkapi kafetaria, media center, dan lobi VVIP yang luas. Lobi bagian dalam dan luar sama-sama menarik. Dari area luar, pengunjung dapat langsung melihat pemandangan Taman Kusuma Bangsa. Saking luasnya, area teras lobi saat ini difungsikan sebagai lokasi senam sehat rutin setiap Jumat oleh jajaran SKB BI, petugas pengamanan, petugas kebersihan, hingga para pekerja finishing bangunan yang berjumlah lebih dari 50 orang.

Desain gedung BI di IKN mengusung tema Garuda Viittaraksha Rupa. Dalam bahasa Sansekerta, “viitta” berarti kekayaan atau kesejahteraan, sedangkan “raksha” berarti penjaga. Tema ini dipilih sebagai simbol peran Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas ekonomi makro demi pertumbuhan yang berdaya tahan. Arsitektur bangunan pun mewakili representasi sosok garuda.
Pembangunan gedung dilakukan secara bertahap. Tahap pertama berlangsung pada 2023–2024, dimulai dengan groundbreaking oleh Presiden Joko Widodo bersama Gubernur BI Perry Warjiyo pada 2 November 2023, ketika Kepala Otorita IKN masih dijabat Bambang Susantono. Tahap kedua direncanakan pada 2024–2027, dan tahap ketiga pada 2027–2031. Total luas areal Koperbi mencapai 7,3 hektare. Nantinya akan dibangun bagian sisi kanan-kiri dan bagian ekor sebagai pelengkap, termasuk penataan taman-taman di sekelilingnya.
Pemindahan kantor BI ke IKN dilandaskan pada Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara dan Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2022 tentang Perincian Rencana Induk IKN, yang mengamanatkan bahwa BI sebagai lembaga negara independen harus memindahkan kedudukannya serta menjalankan tugas dan fungsinya di IKN. Meski demikian, aktivitas di Koperbi saat ini masih dalam tahap transisi dan belum sepenuhnya beroperasi sebagai kantor pusat BI.

Saat ini, fungsi operasional sementara dijalankan oleh Sekretariat Kerja Bersama (SKB) BI IKN, yang dipimpin oleh pejabat dari BI Jakarta. Jabatan Kepala SKB ini digilir setiap 45 hari, dan kini telah memasuki periode kepemimpinan ketujuh di bawah Lily M. Sadeli. Ia didampingi sejumlah staf dari kantor-kantor BI terdekat, seperti BI Samarinda.
Lily menjelaskan bahwa SKB BI saat ini merupakan tim kecil yang dibentuk sebagai bagian dari persiapan pemindahan resmi kantor BI ke IKN. Fungsi utama SKB adalah memfasilitasi rapat Dewan Gubernur secara virtual dari Koperbi serta membangun kerja sama dengan Otorita IKN, pemerintah daerah sekitar, dan kementerian terkait.
“Karena belum fungsional penuh, kami masih fokus pada persiapan teknis, koordinasi, dan membangun ekosistem yang sinergis,” ujar Lily, yang ditemui Media Kaltim di lokasi.
Ia menambahkan, rapat Dewan Gubernur BI telah beberapa kali digelar di kantor ini. Selain itu, pihaknya juga aktif membangun jaringan dengan dunia perbankan yang telah membuka layanan di Sepaku.
Abdul, salah satu anggota SKB BI IKN, menyampaikan bahwa saat ini analisis awal perkembangan IKN masih didukung oleh rekan-rekan dari kantor BI Samarinda dan BI Balikpapan. Hasil analisis tersebut kemudian dilaporkan ke kantor pusat di Jakarta. Hal ini karena fungsi assessment belum sepenuhnya dilekatkan ke BI IKN, mengingat masih dalam fase transisi.
Menurut Abdul, pihaknya juga menggelar diskusi terbatas dan forum kecil bersama perbankan yang sudah hadir di kawasan IKN, sebagai bagian dari strategi membangun jejaring dan koordinasi. “Kami juga mulai menjalin komunikasi intensif dengan perbankan di Sepaku. Ada FGD kecil-kecilan dengan mereka,” tuturnya.
Untuk memperkuat kebersamaan internal, jajaran SKB BI IKN juga menggelar senam sehat setiap Jumat pagi di teras lobi gedung, dengan mengundang instruktur lokal dari sekitar IKN. Kegiatan ini diikuti oleh staf, petugas keamanan, hingga para pekerja proyek, sebagai bagian dari upaya membangun budaya kerja yang sehat dan kolaboratif.
Penulis: Riski Atmaja
Editor: Agus Susanto