NUSANTARA – Banjir kembali melanda sejumlah desa di sekitar wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN), Rabu (14/5/2025). Hujan deras yang mengguyur sejak dini hari membuat sungai-sungai di wilayah Kecamatan Sepaku meluap, merendam pemukiman warga dan akses jalan. Tim gabungan dari pemerintah desa, kecamatan, BPBD, hingga Damkar Sepaku dikerahkan untuk mengevakuasi warga terdampak.
Desa-desa yang terdampak parah meliputi Desa Karang Jinawi, Desa Semoi Dua, Desa Tengin Baru, serta Kelurahan Sepaku. Di Desa Karang Jinawi, banjir merendam empat RT sekaligus, yakni RT 1, RT 3, RT 4, dan RT 5, dengan ketinggian air mencapai sepinggang orang dewasa.
Kepala Desa Karang Jinawi, Nuryamansyah, yang turun langsung bersama Camat Sepaku, Kapolsek Sepaku, Otorita IKN, dan BWS Kalimantan IV, menyampaikan bahwa banjir terjadi sejak pagi dan terus mengalami peningkatan.
“Saya sedang bersama Pak Camat, memantau titik rawan. Air terus naik. Untungnya, warga cepat tanggap dan banyak yang sudah evakuasi mandiri,” ujarnya. Ia juga menyebut rumah pribadinya turut terendam banjir, dengan air setinggi lutut.

Total sebanyak 90 kepala keluarga terdampak di desa ini. Meski sempat mengalami kesulitan akses karena genangan cukup dalam dan arus yang deras, tim memutuskan untuk siaga di titik aman karena tidak ada evakuasi mendesak.
Sementara di Desa Tengin Baru, kondisi lebih mengkhawatirkan. Banjir di RT 15 memaksa evakuasi dilakukan menggunakan perahu karet sejauh 500 meter. Sebanyak 15 kepala keluarga atau 35 jiwa berhasil diselamatkan dari genangan air sedada.
“Baru kali ini separah ini. Tambak-tambak ikan warga yang sudah waktunya panen juga habis semua,” ujar Kades Junaidin dengan nada prihatin.
Di Desa Semoi Dua, sejumlah rumah terendam dan jalan di RT 11 lumpuh total. Sedangkan Lurah Sepaku, Haridsyah, menyebut banjir juga merendam RT 1 dan RT 2, meski kondisi masih terkendali.
Camat Sepaku, Gamaliel Abimanyu Arliandito, menyampaikan bahwa tim gabungan harus bergerak cepat karena banjir menyerang secara bersamaan di berbagai lokasi.
“Kita harus responsif. Selesai satu titik, langsung bergeser ke titik lain,” tegasnya.
Sebagai informasi, desa-desa tersebut berada di luar Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN, namun tetap termasuk dalam wilayah delineasi IKN. Kawasan ini memang kerap menjadi langganan banjir sejak lama, bahkan sebelum penetapan IKN.
Penulis: Riski Atmaja
Editor: Robbi Lalat