PPU – Ketua Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) periode 2025–2030, Agus, menyatakan kesiapan penuh pihaknya untuk langsung bergerak cepat memajukan seni dan budaya daerah, usai resmi dilantik oleh Bupati PPU, Mudyat Noor, Jumat (25/4/2025) di Aula Kantor Bupati.
Pelantikan ini dihadiri langsung oleh jajaran Forkopimda, tokoh masyarakat, serta Ketua DKD Kalimantan Timur, Syafril TH Noor. Kehadiran lengkap unsur pimpinan daerah mempertegas betapa pentingnya peran DKD dalam pembangunan daerah.
“Ini awal baru. Dukungan penuh dari Bupati, Wakil Bupati, hingga DKD Provinsi memberi kami semangat besar. Kami tidak akan berlama-lama, program kerja sudah kami siapkan,” ujar Agus optimistis.
Agus menegaskan, dalam waktu dekat, DKD PPU akan melanjutkan program rutin seperti Pentas Seni dan Gebyar UMKM di Alun-Alun. Selain itu, pihaknya tengah mempersiapkan Pameran Pembangunan dan Gelar Teknologi Tepat Guna (TTG) dalam rangka memperingati HUT ke-23 PPU.
“Kami ingin menghidupkan ruang-ruang ekspresi kreatif untuk semua kalangan, dari anak-anak muda hingga pelaku seni senior. Ini momentum untuk menunjukkan identitas budaya PPU di tengah dinamika pembangunan IKN,” tambahnya.
Lebih lanjut, DKD PPU juga akan memperluas jaringan melalui pembentukan Pengurus Anak Cabang (PAC) di tingkat kecamatan. Langkah ini dianggap strategis untuk memperkuat basis komunitas seni hingga ke akar rumput.
“Kami terbuka untuk siapa pun. DKD PPU adalah rumah besar semua pelaku seni di daerah ini, tanpa diskriminasi,” tegas Agus.
Ketua DKD Provinsi Kaltim, Syafril TH Noor, dalam sambutannya mengapresiasi semangat dan soliditas DKD PPU. Ia juga menyoroti pentingnya peran DKD sebagai benteng budaya lokal di tengah derasnya arus budaya global.
“Kita harus jaga jati diri daerah ini. Jangan sampai budaya lokal kita terkikis,” pesannya.
Sementara itu, Bupati PPU Mudyat Noor berharap DKD menjadi mitra aktif pemerintah dalam menyusun dan menjalankan program-program kebudayaan yang selaras dengan pembangunan daerah, terutama dalam menghadapi tantangan besar sebagai wilayah penyangga IKN.
“Dengan kolaborasi, seni dan budaya lokal PPU bisa menjadi kekuatan yang memperkaya karakter nasional,” tutup Mudyat.
Penulis: Robbi Syai’an*