TENGGARONG – Setelah merampungkan target bantuan sarana prasarana (Sapras) pada 2024, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kutai Kartanegara (Kukar) kini fokus ke pembangunan infrastruktur strategis bagi nelayan. Salah satu yang menjadi prioritas utama tahun ini adalah percepatan pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN) di kawasan pesisir Kukar.
Kepala DKP Kukar, Muslik, menegaskan bahwa akses terhadap bahan bakar adalah kebutuhan paling vital bagi nelayan tangkap. Tanpa SPBUN, nelayan kerap kesulitan mendapatkan BBM dengan harga dan jarak yang terjangkau, sehingga aktivitas melaut mereka terganggu.
“Bahan bakar ini ibarat nyawa untuk nelayan. Maka pembangunan SPBUN menjadi arah utama program DKP tahun ini,” ujar Muslik.
DKP Kukar telah menetapkan tiga titik prioritas pembangunan SPBUN, yakni di Samboja, Anggana, dan Muara Jawa. Namun prosesnya masih terganjal sejumlah kendala, terutama soal perizinan dan revisi tata ruang wilayah.
“Untuk Samboja, izin sebenarnya sudah keluar. Tapi ada penyesuaian tata ruang, jadi prosesnya mesti dikoreksi ulang. Target kita, pembangunan fisik bisa dimulai pada 2026,” jelasnya.
Meski bantuan Sapras 2024 telah dituntaskan, DKP memastikan dukungan kepada nelayan tetap berlanjut. Saat ini, Kukar tercatat memiliki sekitar 25 ribu nelayan produktif yang terus didampingi pemerintah agar mampu bertahan dan berkembang secara berkelanjutan.
Selain sektor perikanan tangkap, DKP juga mulai memperkuat sektor budidaya sebagai alternatif ekonomi bagi masyarakat pesisir. Komoditas nila diprioritaskan untuk ketahanan pangan lokal, sementara rumput laut dikembangkan sebagai produk ekspor unggulan.
“Kita siapkan dua jalur: tangkap dan budidaya. Rumput laut punya potensi ekspor tinggi, sementara nila mendukung kemandirian pangan warga,” kata Muslik.
DKP Kukar juga mengajak generasi muda terlibat dalam pembinaan dan inovasi di sektor kelautan. Melalui pendekatan berbasis komunitas desa, DKP ingin membangun ekosistem ekonomi biru yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
“Kalau ingin sektor ini tumbuh, harus ada regenerasi. Maka kami gandeng anak muda agar ikut ambil bagian dari awal,” tutupnya. (adv)
Editor: Agus S