spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lahan Terbatas, Desa Loh Sumber Dorong Inovasi Pertanian Lewat Program Sinar Purnama

TENGGARONG – Desa Loh Sumber, Kecamatan Loa Kulu, menghadapi tantangan serius dalam sektor pertanian. Dengan total lahan pertanian yang hanya sekitar 200 hektare, desa ini kini terancam oleh pesatnya pembangunan perumahan yang kian menyusutkan ruang tanam bagi para petani. Meski demikian, pemerintah desa tidak tinggal diam.

Kepala Desa Loh Sumber, Sukirno, menegaskan komitmennya untuk tetap menggali potensi pertanian yang tersisa. Ia menilai sektor pertanian di wilayah Loa Kulu secara umum masih menjanjikan, asalkan dikelola dengan pendekatan yang tepat dan berkelanjutan. “Walaupun lahan pertanian kami terbatas, kami melihat banyak peluang. Kami berusaha mengedukasi, memotivasi, dan memberikan solusi nyata kepada petani,” ujarnya.

Salah satu upaya nyata datang melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sumber Purnama. Melalui program unggulan bertajuk Sinar Purnama, BUMDes berfokus pada pengembangan pertanian dari hulu ke hilir. Program ini dirancang tidak hanya untuk memberikan pelatihan dan edukasi, tetapi juga membantu petani dalam pembiayaan, pengadaan pupuk, serta memfasilitasi pemasaran hasil panen.

Baca Juga:   PSU Kukar Tuntas, Sekkab Sunggono Ajak Masyarakat Bersatu Bangun Daerah

“Kami memahami banyak petani mengalami kendala dalam pembiayaan dan akses pupuk. Maka dari itu, program ini hadir untuk menjembatani kebutuhan tersebut,” kata Sukirno.

Dalam praktiknya, Sinar Purnama juga membuka ruang kemitraan untuk pengolahan hasil panen, sehingga produk petani memiliki nilai tambah dan daya saing di pasar. Dengan pendampingan dari BUMDes, petani tidak lagi berjalan sendiri. Mereka kini memiliki akses ke permodalan, distribusi, dan pelatihan yang terstruktur.

Langkah ini menjadikan Desa Loh Sumber sebagai contoh bagaimana kolaborasi antara pemerintah desa dan lembaga ekonomi lokal seperti BUMDes dapat menjadi solusi atas keterbatasan lahan dan tantangan pertanian modern.

“Harapan kami adalah sektor pertanian di desa ini bisa terus tumbuh, membawa kesejahteraan bagi petani, dan mampu bertahan meski dalam tekanan pembangunan,” tutup Sukirno optimis. (ADV)

Editor: Robbi

⚠️ Peringatan Plagiarisme

Dilarang mengutip, menyalin, atau memperbanyak isi berita maupun foto dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari Redaksi. Pelanggaran terhadap hak cipta dapat dikenakan sanksi sesuai UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dengan ancaman pidana penjara maksimal 10 tahun dan/atau denda hingga Rp4 miliar.