PPU – “Jeduk, jeduk,” suara hentakan kendaraan para pengemudi kendaraan bermotor menghantam lubang-lubang dengan berbagai ukuran saat melintasi jalan poros Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).
Pengendara harus ekstra hati-hati dengan ratusan lubang yang menganga dengan berbagai ukuran tersebar di sepanjang ruas jalan. Mulai dari simpang masuk Pantai Tanjung Jumlai, Tunan, hingga KM 9 Jalan Provinsi di sekitar Kompleks Kantor Bupati PPU.
Hasil pemantauan tim Media Kaltim mencatat setidaknya 220 titik jalan berlubang, termasuk ruas jalan yang sudah tidak layak dilalui. Beberapa lokasi dengan kondisi terparah meliputi jalan depan Kantor Polres PPU, simpang Gerbang Madani, serta jalan menuju Ekowisata Mangrove dan Pantai Saloloang.
Contoh lainnya, dapat dilihat jalan yang berada di depan Kantor Polres Penajam Paser Utara (PPU) dekat dengan simpang lampu merah.
Permukaan jalan yang tidak rata, ditambah aspal abu-abu coek tak berbentuk mewarnai jalan tersebut. Setiap pengendara pun bingung harus memilih jalur mana yang tepat. Belum lagi, sebelum ditimbun tanah, ada lubang besar kisaran 60 cm menganga di putaran depan lapangan Stadion Panglima Sentik.
Jalan di simpang Gerbang Madani juga tak lepas dari lubang, jika warga PPU melewati daerah tersebut tampak dengan jelas sepanjang 10 meter genangan air di depan markas Jatanras Polres PPU. Kondisi itu bukan hanya genangan saja, tetapi juga terdapat lubang menganga yang cukup dalam. Sehingga jika hujan tiba dan harus melewati daerah tersebut warga PPU harus hati-hati terperosok masuk ke dalam lubang tersebut.
Lalu, tak jauh dari Kantor Bupati kisaran jarak 4 kilometer tepatnya di depan jalan masuk penampungan air Kelurahan Lawe-Lawe terdapat sekitar 200 meter jalan tidak rata dan lubang dimana-mana juga jalan-jalan yang retak tak beraturan.
Belum lagi, tanjakan tinggi yang ditengah-tengahnya terdapat tumpahan semen mengeras. Tentu hal ini cukup mengganggu pengguna jalan, dikarenakan tidak hanya satu titik saja, sekitar 3 titik tanjakan sepanjang Kantor Bupati PPU hingga Tunan yang memiliki tumpahan semen dengan berbagai ukuran.
Keadaan ini belum lagi ditambah jalan yang sulit dideskripsikan harus dikelompokkan sebagai kerusakan apa. Contohnya, jalan di daerah Desa Girimukti yang berada di depan simpangan SMPN 5. Kurang lebih 100 meter jalan tidak rata, lubang, hingga coak.
Apalagi, tambalan-tambalan lubang yang bukanlah menjadi solusi justru menjadi penyebab masalah selanjutnya. Kebanyakan tambalan jalan bergunduk, sehingga siapapun yang tak sengaja melewatinya akan terlompat-lompat.
Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati PPU, Mudyat Noor-Waris Muin di Jakarta (20/02/2025) kemarin, memiliki banyak PR soal akses jalan yang belum memadai. Jalan yang dideskripsikan di atas hanya jalan yang berada di poros lintas provinsi saja, ini belum jalan berlubang yang berada di kelurahan atau desa.
Beberapa waktu lalu sebelum pelantikan, tampak Mudyat Noor dan Waris Muin bertemu dengan Komite Ekonomi Kreatif PPU (13/02/2025). Di sana, keduanya berkomitmen untuk bersama menggenjot sektor pariwisata di PPU.
Tentu, akses menjadi salah satu faktor penentu yang harus diperhatikan, terutama jalan menuju pantai-pantai di PPU. Salah satunya, akses ke Tanjung Jumlai melalui Tunan yang rusaknya cukup parah. Lubang-lubang besar dan aspal yang sudah tidak terawat menghiasi jalanan menuju area wisata tersebut.
Akses ini sebenarnya memberikan akses ke beberapa area wisata, seperti Ekowisata Mangrove Kelurahan Tanjung Tengah, Pantai Corong, Pantai Saloloang, Pantai Tanjung Jumlai, Pantai Pejala bahkan bisa menembus ke Ekowisata Mangrove Kampung Baru.
Hal ini pun dirasakan oleh salah satu pengunjung wisata Pantai Saloloang, Rahayu (35) yang mengatakan wisata tersebut merupakan daerah yang menjadi pilihan menyenangkan. Dirinya sebelum bulan Ramadan selalu mengajak kedua anaknya liburan.
“Ini wisata yang murah ya, tidak ada uang masuk (gratis), tapi memang jalan menuju ke sini (Saloloang) yang perlu diperbaiki, supaya enak juga buat pengunjung,” tambahnya, Rabu (26/2/2025).
Rahayu juga mengatakan salah satu yang menjadi perhatiannya ialah sampah yang kerap kali berserakan. Namun, sekarang menurutnya lebih baik dibanding sebelumnya.
“Saya juga kaget sampah mulai berkurang, tetapi memang masih kurang tempat sampahnya,” tutupnya.
Penulis: Nelly Agustina
Editor: Nicha R