Zainal menjelaskan bahwa rencana pembangunan fisik bendung tersebut belum akan dilaksanakan pada tahun 2025.
“Tentu saja, kami telah mengalokasikan anggaran untuk water security, termasuk pembangunan Bendung Gerak Telake. Tetapi, hal ini perlu diselaraskan dengan program nasional, seperti perluasan dan optimalisasi lahan persawahan,” katanya, Selasa (31/12/2024).
Zainal menambahkan bahwa persoalan optimalisasi lahan persawahan yang ada di PPU harus didukung oleh sistem irigasi yang memadai. Salah satunya, penggunaan Bendung Gerak Telake yang dapat memperlancar sirkulasi air untuk pertanian.
Ia mengungkapkan bahwa proyek ini sudah masuk dalam program prioritas yang akan menjadi perhatian pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
“Jika untuk pembangunan fisik pada tahun 2025 memang belum ada, kami akan terus menyampaikannya berulang-ulang kepada pemerintah pusat,” ungkapnya.
Meskipun demikian, Zainal menegaskan bahwa Bendung Gerak Telake sangat dibutuhkan oleh para petani di kawasan Waru dan Babulu. Infrastruktur ini dianggap krusial untuk memastikan kelancaran irigasi yang mendukung sektor pertanian di PPU.
“Untuk sirkulasi irigasi, PPU sangat membutuhkan Bendung Telake. Ini menjadi masalah yang harus segera diselesaikan,” tandasnya.
Penulis: Nelly Agustina
Editor: Robbi Syai’an