PPU – Pj Bupati Penajam Paser Utara (PPU), Zainal Arifin, menghadiri High Level Meeting Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) di Kantor Gubernur, Selasa (17/12/2024). Rapat yang dipimpin oleh Sekretaris Provinsi (Sekprov) Kaltim, Sri Wahyuni, ini dihadiri perwakilan seluruh kabupaten/kota se-Kaltim.
Dalam rapat tersebut, Zainal Arifin menyampaikan dua poin penting untuk mendukung pengendalian inflasi di Kabupaten PPU. Pertama, ia menekankan pentingnya memaksimalkan pemanfaatan beras lokal sebagai upaya menekan angka inflasi daerah.
“Kami telah menganjurkan para ASN untuk membeli beras lokal guna mendukung petani di PPU,” ujarnya.
Namun, ia juga mengakui adanya tantangan yang dihadapi para petani, seperti rendahnya penyerapan hasil panen, keterbatasan irigasi, dan kualitas lahan. Faktor-faktor ini, menurutnya, sering mendorong petani untuk mengalihfungsikan lahan pertanian menjadi perkebunan kelapa sawit.
Poin kedua yang disampaikan adalah terkait jalur distribusi gas dan bahan bakar minyak (BBM). Zainal Arifin mengusulkan jalur distribusi khusus melalui Jembatan Pulau Balang untuk mempermudah pengiriman dari Balikpapan ke PPU.
“Selama ini distribusi dilakukan melalui Kecamatan Sepaku, yang cukup jauh dan memakan waktu. Jalur ini diharapkan dapat mempercepat proses distribusi,” jelasnya.
Sekprov Kaltim, Sri Wahyuni dalam sambutannya menyampaikan bahwa tingkat inflasi Kaltim pada November 2024 berada di angka 11,54 persen, masih lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional. Rapat ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah untuk bersinergi dalam menekan inflasi, memastikan ketersediaan pasokan bahan pokok, serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
“Langkah-langkah yang dilakukan Pemprov Kaltim, termasuk pembentukan kios-kios sigap di beberapa daerah untuk menjaga pasokan dan harga bahan pokok menjelang Natal dan Tahun Baru 2025,” tutupnya. (*SBK)