PPU – Pasca banjir setinggi 2 meter melanda 3 desa dan 1 kelurahan di Kecamatan Sepaku sejak Senin (24/06/2024), beberapa warga yang terdampak banjir menyebut banjir ini merupakan banjir paling besar dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
Warga menduga banjir kali ini dampak dari pembangunan Bendungan Sepaku-Semoi yang ditujukan untuk cadangan air Ibu Kota Nusantara (IKN).
Pj Bupati Penajam Paser Utara (PPU), Makmur Marbun benarkan banjir tersebut dampak dari pembangunan Bendungan Sepaku-Semoi saat dikonfirmasi melalui telepon, Rabu (26/6/2024).
“Benar sedang dikerjakan (bendungan), tapi kan kalau sudah selesaikan enggak mungkin lagi (banjir) ke depannya. Tapi memang masih berproses, tujuannya kan juga untuk mengendalikan banjir,” terangnya.
Makmur mengatakan banjir yang terjadi di Kecamatan Sepaku dikarenakan curah hujan yang tinggi. Walaupun sejak dahulu daerah tersebut juga sudah mengalami genangan air, ditambah pengerjaan saluran untuk mengatasi banjir yang sedang dikerjakan.
“Ada dua kegiatan yang dilakukan, pengerjaan yang dilakukan oleh Kementerian PUR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) dan Balai Wilayah Sungai IV Kalimantan. Saya sudah bicara agar dipercepat penyelesaiannya,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan banjir yang melanda juga dikarenakan luapan air akibat curah hujan dan sumbatan di beberapa titik dampak dari pengerjaan saluran tersebut. Namun, pihaknya setelah mendapatkan kabar banjir tersebut langsung berkoordinasi bertindak untuk mempercepat surutnya banjir.
“Kami meminta untuk menggunakan pompa untuk membuang air, tidak perlu berlama-lama. Curah hujan memang yang harus diantisipasi karena sangat tinggi di Kabupaten PPU,” terangnya.
Terlebih, kata Makmur, posisi pemukiman yang berada di dataran rendah memang sangat rentan terendam banjir. Ia meyakini pasca saluran selesai dikerjakan karena lahan telah dibebaskan tidak akan ada lagi masalah banjir ini.
“Karena memang sedang disiapkan, saluran ini untuk aliran sungai yang sebelumnya kan kecil sekarang diperlebar agar menampung debit air yang lebih banyak lagi,” tambahnya.
Ia juga menjelaskan pihaknya telah memberikan imbauan kepada pemerintah desa, kelurahan dan kecamatan setempat untuk gotong royong membersihkan selokan agar saluran airnya tidak mampet. Hampir di semua daerah mengalami penyumbatan aliran air akibat dari sampah yang menumpuk.
“Kan itu enggak tahu sampah dari mana, bisa dari perkebunan kan kalau hujan datang semua ke bawah,” tegasnya.
Disinggung terkait dengan dugaan warga yang mengatakan banjir dampak dari pembangunan Sepaku-Semoi, Makmur menegaskan bahwa hal tersebut benar sedang dikerjakan, sehingga warga diminta bersabar hingga pembangunan selesai.
Pembangunan tersebut memang tidak dapat diselesaikan dalam kurun waktu seminggu, masih butuh proses yang panjang.
Ia juga jelaskan keperluan dari pembangunan berkaitan dengan penumpukan material di jalan. Menurutnya, hal tersebut yang mengakibatkan warga menduga terdapat sumbatan dari material bangunan yang sedang dikerjakan.
“Kami yang pasti sudah berkoordinasi dengan berbagai lembaga untuk bertindak cepat menyediakan makan, mendirikan posko dan juga mengevakuasi anak-anak yang rentan ketika banjir, artinya pemkab sangat tanggap terhadap bencana tersebut, syukurnya tidak ada korban jiwa,” tandasnya.
Penulis: Nelly Agustina
Editor: Nicha R