NUSANTARA – Menjaga kesehatan masyarakat di wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN) adalah tugas utama Otorita IKN. Dimulai dari menjaga makanan para pekerja dan masyarakat, Otorita IKN bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menggelar Pelatihan Keamanan Pangan Siap Saji di IKN yang dilaksanakan di BNI KCP Sepaku pada Selasa (7/5/2024).
Pelatihan ini merupakan kolaborasi antara Otorita IKN, Kemenkes RI, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, Balai Kekarantinaan Kesehatan Balikpapan, UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Kalimantan Timur, dan Dinas Kesehatan Penajam Paser Utara.
“Penggerak ekonomi nasional Indonesia adalah UMKM. Oleh karena itu, teman-teman pelaku usaha UMKM perlu dibina dan diberi perhatian lebih, terutama UMKM yang bergerak di bidang makanan dan minuman di wilayah delienasi IKN,” kata Direktur Pelayanan Dasar Otorita IKN, Suwito.
Direktur Suwito juga menambahkan bahwa UMKM makanan dan minuman di IKN mempunyai peran sangat penting dalam menyehatkan masyarakat dan menjaga produktivitas pekerja.
“Makanan yang sehat dapat mencegah penularan penyakit foodborne disease atau penyakit yang ditularkan melalui makanan, sementara makanan yang bergizi dapat menjaga kesehatan dan meningkatkan produktivitas tenaga kerja,” ujarnya.
Lebih lanjut, Suwito menyampaikan bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat bagi peserta, karena selain mendapatkan pengetahuan, mereka juga akan mendapatkan sertifikat yang dapat digunakan untuk registrasi atau perizinan usaha restoran atau usaha makanan siap saji lainnya.
Selain itu, bagi pengelola kantin akan diberikan stiker yang menunjukkan bahwa kantin telah memenuhi standar dalam mengelola makanan yang sehat dan bergizi.
Administrator Kesehatan Muda Direktorat Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI, Rahpien Yuswani yang juga menjadi narasumber pelatihan ini, menyebut upaya Kemenkes RI dalam melakukan percepatan pengelolaan pangan agar aman dan sehat di wilayah IKN.
“Sebelumnya, kami (Kemenkes RI) telah melakukan inspeksi pemeriksaan lingkungan dan pengelolaan makanan di UMKM di wilayah IKN untuk memetakan pengelolaan usaha makanan dan minuman. Selanjutnya, kita akan menyusun standar yang berkualitas bagi para penggerak UMKM agar dapat menghasilkan produk yang unggul,” ucap Rahpien.
Tatiek, pegiat UMKM makanan di Sepaku mengaku terbantu dengan adanya pelatihan dan penyuluhan ini. “Sebelumnya saya tidak mengetahui mengenai aturan dan perizinan dalam usaha saya. Saya juga mendapat banyak ilmu mengenai pengolahan makanan yang baik dan benar,” kata Tatiek.
Pelatihan ini merupakan pelatihan holistik, dimana pelatihan ini mencakup administrasi UMKM makanan minuman, kesehatan pangan, pencegahan penyebaran penyakit. Pada sesi terakhir, peserta mendapat sertifikasi kesehatan dan kelayakan UMKM sebagai bentuk peningkatan kapasitas bagi masyarakat IKN terkhusus pekerja UMKM makanan dan minuman. (*/rls)
Pewarta : Robbi Syai’an
Editor : Nicha R