PPU – Sekretaris Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Penajam Paser Utara (PPU) Sujiati mendorong Pemkab PPU untuk meningkatkan hasil produksi turunan di sektor perikanan lokal. Salah satunya ialah mendorong Dinas Perikanan PPU untuk memanfaatkan hasil olahan ikan rucah menjadi tepung ikan.
Ikan rucah merupakan jenis ikan yang bukan merupakan target utama dari nelayan. Ikan ini ikut terjaring bersama dengan ikan-ikan yang dituju oleh nelayan.
“Saat ini, pengelolaan tepung dari ikan rucah belum ada di PPU. Yang terdekat, ada di Kabupaten Paser,” katanya, Jumat (15/3/2024).
Selain itu, pengelolaan ikan tersebut dilakukan oleh pihak swasta. Padahal, menurutnya pengembangan potensi di sektor ini sangat besar. Mengingat banyak wilayah di PPU merupakan penghasil besar perikanan tangkap.
“Ternyata harga tepungnya mahal. Harusnya kan Kita juga bisa membuat itu, karena tangkapan ikan Kita juga tidak kecil, itu baru di wilayah Babulu saja,” jelasnya.
Belum lagi, dirinya juga tak jarang mendapatkan laporan dari para nelayan tentang banyaknya ikan rucah ketika memasuki musim panen. Kebanyakan ikan rucah di PPU tidak laku terjual di pasaran dan terbuang–buang begitu saja.
“Kemarin sudah kami rapatkan dengan dinas terkait rencana membuat tepung ikan khusus ikan-ikan rucah,” sebutnya.
Untuk itu, dirinya mendorong Dinas Perikanan PPU agar dapat melakukan hal sama dengan mengandeng pihak ketiga. Di mana tepung tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengolah pakan ikan (pellet).
“Karena, untuk budidaya ikan air tawar jika mengacu dengan pembelian pakan dari pabrik tentu tidak seimbang dengan modal yang dikeluarkan,” tuturnya.
Sujiati juga menyampaikan, untuk membuat pakan tersebut, dirinya telah memberikan bantuan berupa mesin pembuat pakan terapung yang salah satu bahannya menggunakan dari tepung ikan.
“Hasil pakannya juga sudah ada. Hanya saja, sementara ini produksi pakan tersebut hanya diberikan untuk lingkungan kelompok tertentu saja,” tutupnya. (ADV/SBK)