spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Presiden Jokowi Buka Bendungan IKN, Ribuan Warga Sepaku Malah Krisis Air Bersih

PPU – Meskipun Bendungan Sepaku-Semoi telah mencapai tahap pengisian awal oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), warga Kecamatan Sepaku di Penajam Paser Utara (PPU) justru belum merasakan manfaatnya.

Bahkan, dampak dari pengisian awal ke Bendungan Sepaku-Semoi ini distribusi air bersih untuk ribuan pelanggan PAM Danum Taka disetop. Gara-garanya debit air baku untuk Instalasi Pengolahan Air (IPA) Unit Sepaku mengalami penurunan drastis, yang memaksa PAM Danum Taka menghentikan operasional Instalasi Pengolahan Air (IPA).

Pengisian awal atau impounding Bendungan Sepaku-Semoi dilakukan Kamis (21/9/2023), dengan harapan dapat menjadi tonggak sejarah bagi Indonesia. Presiden Jokowi secara langsung memutar tuas untuk mengendalikan aliran air di bendungan.

Pengisian awal ini sudah dapat dilakukan karena bendungan tersebut sudah mendapatkan rekomendasi dari Komisi Keamanan Bendungan. Debit awal impounding sebesar 100 liter/detik akan cukup untuk mengisi bendungan hingga Desember 2023, sesuai dengan target penyelesaian pembangunan.

Hingga saat ini, progres fisik pembangunan Bendungan Sepaku Semoi sudah mencapai 97 persen, meliputi pembangunan main dam, kantor Unit Pengelola Bendungan (UPB), Gardu Pandang, dan Gerbang Utama.

Sebagai informasi, Bendungan Sepaku-Semoi adalah infrastruktur dasar yang diperlukan bagi masyarakat yang akan tinggal di Ibu Kota Nusantara (IKN). Bendungan ini diprediksi akan siap menyediakan air baku hingga tahun 2030.

Baca Juga:   Halalbihalal dengan PCNU PPU, Mudyat Noor Diskusi soal Pembangun Daerah

Bendungan tersebut mampu menyuplai air baku berkapasitas 2.000 liter/detik untuk IKN dan 500 liter/detik untuk Balikpapan. Selain itu, Bendungan Sepaku-Semoi juga akan membantu mengurangi risiko banjir di kawasan IKN dan Kecamatan Sepaku sekitarnya hingga 55 persen atau setara dengan 232 m3/detik.

AIR BERSIH DI SEPAKU DISETOP

Sehari setelah pengisian awal bendungan, yaitu pada Jumat (22/9/2023), terjadi gangguan pelayanan air bersih di beberapa wilayah Kecamatan Sepaku. Debit air baku yang menopang IPA Unit Sepaku mengalami penurunan drastis, yang memaksa PAM Danum Taka untuk menghentikan pengoperasian mesin air di unit tersebut. Akibatnya, sekitar 1.614 sambungan rumah (SR) di 6 kelurahan/desa di Sepaku harus menghentikan sementara pasokan air bersih mereka.

IPA atau Water Treatment Plant (WTP) ini memiliki kapasitas 30 liter/detik yang sumber air bakunya dari Sungai Sepaku di Desa Tengin Baru. “PAM Danum Taka terpaksa melakukan pemberhentian pada pompa produksi akibat keringnya air sungai. Hal ini berdampak pada proses pendistribusian air ke pelanggan,” demikian disampaikan dalam surat pemberitahuan PAM Danum Taka yang diterbitkan pada Jumat (22/9/2023).

Baca Juga:   Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024, Pemkab PPU Bagikan Bibit Tanaman untuk Pemulihan Lingkungan

Dalam surat tersebut, terlampir kondisi terkini IPA Unit Sepaku, di mana pompa air yang seharusnya berada di bawah permukaan air Sungai Sepaku terangkat ke permukaan.

Tentu saja, kondisi ini mendapat keluhan dari masyarakat setempat. Salah satu warga, Opi, mengeluhkan disetopnya aliran air bersih. “Terpaksa beli air tandonan lagi. Mau tidak mau,” keluhnya. Warga lainnya, Ridwan, menambahkan, “Kalau tidak punya sumur, ya harus beli air.”

Warga juga menyebutkan bahwa kondisi surutnya Sungai Sepaku sudah terjadi beberapa waktu lalu, terutama pada musim panas saat cuaca ekstrem dan penguapan air tinggi.

Ada juga pendapat bahwa kondisi surut sungai ini terjadi setelah pembangunan Bendungan Sepaku-Semoi. “Tahun ini, Sungai Sepaku jadi lebih surut dibandingkan sebelumnya,” ungkap salah satu warga.

Kondisi ini sebenarnya telah disadari oleh PAM Danum Taka sejak awal. Oleh karena itu, mereka telah menurunkan kemampuan mesin IPA Unit Sepaku dari 30 liter/detik menjadi 20 liter/detik pada awal Maret.

Abdul Rasyid, Direktur PAM Danum Taka, menyatakan bahwa hal ini sudah dibicarakan sejak awal. Salah satu usaha yang mereka lakukan adalah berkomunikasi dengan Satgas Pembangunan IKN dan Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV Kementerian PUPR.

Baca Juga:   Upaya Perbaikan dan Pengembangan, Pemkab PPU Evaluasi Kinerja BUMDes

Rasyid juga menyampaikan bahwa pihaknya telah berulang kali berupaya memastikan bahwa masyarakat Sepaku dapat mendapatkan manfaat dari Bendungan Sepaku-Semoi secara langsung, termasuk pembagian kuota air baku yang ideal dan pelayanan dari bendungan.

Menanggapi situasi ini, Ketua DPRD PPU Syahrudin M Noor mengingatkan pemerintah untuk memperhatikan kondisi ini. Sebab, yang jelas menerima dampaknya ialah masyarakat PPU yang berada di Sepaku. “Jika kondisinya seperti itu, harusnya ada kajian ulang,” ucapnya.

Agar, permasalahan ini mendapatkan solusi yang tepat. Baik itu pembagian air baku yang ideal, atau membagi porsi pelayanan dari Bendungan Sepaku-Semoi.

“Yang Kami tidak mau, di sana (IKN) berlimpah air, tapi di sekitarnya justru kekeringan. Kalau begitu kenyataanya, kan salah,” demikian Syahrudin. “Kita ini kan ibaratnya ibu kandung dari IKN, jangan sampai, sekarang ini IKN sudah banyak hartanya tapi melupakan ibunya,” pungkasnya. (SBK)

Pewarta: Robbi Syai’an
Editor: Agus Susanto

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA POPULER