spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

DP3AP2KB PPU Serius Tekan Kasus Stunting di Sepaku

 

PPU – Jumlah kasus stunting di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU) masih tinggi. Padahal wilayah tersebut bakal menjadi daerah yang masuk kawasan inti pusat pemerintahan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Hingga Februari 2023 masih ini saja, catatan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) PPU cukup tinggi.

“Meski mulai mengalami penurunan, namun jumlah keluarga berisiko stunting di Kecamatan Sepaku masih 2.072 KK (kepala keluarga),” kata Kepala DP3AP2KB PPU, Rabu (6/9/2023).

Chairur mengatakan kasus stunting 2022 di wilayahnya menduduki peringkat kedua tertinggi di Kaltim. Satu tingkat di bawah Kabupaten Kutai Barat (Kubar).

Berdasarkan data, 2021 stunting di PPU tercatat mencapai 27 ribu kasus. Jumlah tersebut turun di 2022, menjadi 21 ribu kasus.

“Secara nasional, khususnya Kalimantan Timur, di Kabupaten Penajam Paser Utara ada di angka 27 ribu kasus. Atau menduduki peringkat nomor 2, di bawah Kabupaten Kutai Barat. Tetapi di 2022 lalu, menurun menjadi 21 ribu kasus,” jelasnya.

Menurutnya, masih tingginya jumlah kasus stunting di wilayah Sepaku dipicu oleh minimnya kesadaran masyarakat untuk memberikan ASI bagi bayi yang baru lahir. Tingginya angka stunting di wilayah Sepaku ini pun menjadi perhatian serius pemerintah daerah setempat.

Baca Juga:   Budi Satrio Yakin PPU Mampu Penuhi Lumbung Pangan Nasional

Menyikapi ini, Pemkab PPU berjanji akan kembali gencar pembagian tablet vitamin bagi balita melalui posyandu. Termasuk juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan ASI.

Pasalnya, bagi Rozikin, hampir 90 persen wilayah Sepaku nantinya akan masuk ke dalam kawasan IKN. “Sebelum isu stunting ini menjadi perhatian pemerintah pusat, maka kami pemerintah daerah akan berupaya keras menekan angka stunting ini,” pungkas Rozikin. (ADV/SBK)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA POPULER