PPU – Debit air di seluruh unit Instalasi pengolahan air (IPA) di Penajam Paser Utara (PPU) terus menyusut. Perumda Air Minum (PAM) Danum Taka terpaksa menempuh upaya ekstrem untuk menjaga performa pelayanan mereka terus optimal.
Situasi musim kemarau yang berkolaborasi dengan cuaca ekstrem El-Nino berdampak tidak main-main ke daerah berjuluk Benuo Taka. Di samping sederet kejadian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), potensi krisis air sejurus mengemuka.
Menurut data, semua IPA yang dikelola terus menerus mengalami penurunan dengan laju penurunan debit air baku pada semua unit mengalami penurunan hingga 10 persen sampai 80 persen.
IPA Sotek mengalami penurunan 60 sentimeter, Waru dan Maridan turun 10 sentimeter, Lawe-Lawe 25 sentimeter, kemudian di Sepaku mengalami penurunan hingga 50 sentimeter.
“Dan cenderung turun terus. Diperkirakan akan terus mengalami penurunan apabila dalam beberapa minggu ke depan tidak terjadi curah hujan,” ujar Direktur PAM Danum Taka, Abdul Rasyid.
Ada dua langkah yang diambil BUMD PPU ini dalam menyikapi kejadian ini. Pertama dengan menghentikan pendistribusian air bersih pada 805 sambungan rumah (SR) di Kelurahan Sotek, Penajam.
Sebab, jika dipaksakan terus beroperasi dengan air baku yang minim, maka berpotensi menimbulkan kerusakan pada IPA Sotek. “Penghentian bersifat sementara, sudah Kami off-kan sejak tanggal 19 Agustus,” sebutnya.
Kemudian menerapkan pola bergilir untuk menyalurkan air bersih pada seluruh pelanggan.”Lalu dengan kondisi tidak normal saat ini, pendistribusian air bersih dilakukan bergilir agar seluruh pelanggan bisa mendapatkan pasokan air bersih,” sambungnya.
Tak tinggal diam, PAM Danum Taka juga sudah dan tengah melakukan upaya peningkatan air baku. Salah satunya dengan memperdalam kapasitas penampungan.
Pendalaman itu agar debit air baku tetap mencukupi terutama saat puncak musim kemarau. “Kami melakukan perluasan dan pendalaman embung Sotek. Kami terus melakukan rapat evaluasi bersama pemerintah daerah menyangkut kondisi saat ini,” sebut Rasyid.
Rasyid meminta seluruh pelanggan memahami kondisi ini, dilakukan agar seluruh pelanggan dapat pasokan saat kemarau. Selain itu, masyarakat juga diminta menghemat penggunaan air bersih, sekaligus menampung air bersih.
Kemudian, berharap sumber air baku yang digunakan pada IPA perusahaan pelat merah itu, yakni air hujan, bisa segera terjadi. “Kami mengimbau masyarakat untuk melakukan penghematan penggunaan air bersih pada saat musim kemarau. Apalagi saat puncak musim kemarau pada September,” pungkas Rasyid. (SBK)
Pewarta : Nur Robbi Syai’an
Editor : Nicha Ratnasari