PPU – Harga hewan ternak di Penajam Paser Utara (PPU) menjelang Hari Raya Iduladha 1444 Hijriah berpotensi naik. Untuk menekannya, Pemerintah Kabupaten PPU berupaya memperbanyak stok hewan seperti sapi dan kambing.
Kebutuhan ternak kurban di PPU untuk kebutuhan sepanjang Lebaran Qurban tahun ini diperkirakan mencapai 1.090 ekor sapi dan 148 ekor kambing. Data ini diperoleh Dinas Pertanian (Distan) PPU dari jumlah aktivitas pemotongan hewan pada tahun 2022 lalu.
“Kita berupaya meningkatkan stok agar menjaga harga tetap stabil. Stok akan ditingkatkan menjadi 1.200 hingga 1.500 ekor sapi, dan 200 ekor kambing,” kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan di Distan PPU, Arief Murdiyanto, Sabtu (17/6/2023).
Ia menyebutkan bahwa sebenarnya stok yang akan tersedia untuk tahun ini relatif masih aman. Terpantau bahwa jumlah hewan ternak kambing sudah lebih dari cukup, yaitu 500 ekor.
Sementara itu, hewan ternak sapi yang tersedia di peternakan masyarakat maupun perusahaan penggemukan di PPU mencapai 750 ekor. Jumlah tersebut biasanya terus bertambah seiring dengan adanya pasokan tambahan dari luar daerah.
Adapun saat ini, harga kambing per ekor berkisar antara Rp 1,5 juta hingga Rp 5 juta tergantung pada ukurannya. Sedangkan untuk sapi, harganya mencapai Rp 12 juta hingga Rp 30 juta per ekor tergantung pada beratnya.
Terkait dengan potensi kenaikan harga, Arief menyebutkan bahwa perkiraan kenaikan tersebut mencapai 15-20 persen. Harga ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama terkait dengan kelancaran proses distribusi dari luar daerah.
“Bisa karena cuaca, terutama yang diimpor melalui jalur laut. Faktor kenaikan harga biasanya disebabkan oleh distribusi dari luar daerah yang membutuhkan biaya tambahan. Biaya perawatan, karantina, dan pengiriman hewan ternak jika diimpor dari luar daerah,” jelasnya.
Oleh karena itu, upaya peningkatan stok yang lebih dari cukup untuk kebutuhan Iduladha dianggap mampu menjaga harga tetap stabil. Mengingat prinsip dasar ekonomi bahwa jika permintaan meningkat dan penawaran tetap tidak berubah, maka hal itu akan mengarah pada peningkatan harga keseimbangan dan kuantitas yang lebih tinggi.
“Harga dipengaruhi permintaan yang cukup tinggi, sedangkan ketersediaan sapi di PPU terbatas dan biaya pengiriman mendatangkan sapi dari luar daerah besar. Tapi kalau jumlahnya cukup, maka kenaikan signifikan bisa ditahan,” pungkaa Arief. (SBK)