PPU – Baru-baru ini terjadi serangan seekor buaya terhadap warga di sebuah danau di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU). Laporan tersebut langsung ditindaklanjuti oleh tim gabungan untuk melakukan penanganan lebih lanjut.
Penyerangan terjadi pada Senin, 24 April 2023 sekitar pukul 17.00 WITA. Korban bernama Abdullah (50) bersama anaknya Rifki (12) sedang mencari ikan di sebuah waduk berlokasi di PT Agro Indomas, Desa Pemaluan, Kecamatan Sepaku.
Namun, ketika Abdullah mencari umpan di sekitar danau, ia tiba-tiba diterkam oleh seekor buaya yang muncul dari pinggir danau.
“Umpan itu sebenarnya untuk memancing. Tapi pada saat di pinggir danau, Pak Abdullah merasa ada gelembung-gelembung udara yang berasal dari dalam air yang mendekati dia, dan tiba-tiba seekor buaya kecil langsung menyambar kaki Pak Abdulah, sehingga membuat dia keluar dari air,” jelas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) PPU, Budi Santoso melalui keterangan tertulisnya, Kamis (27/4/2023).
Tak hanya itu, saat kejadian anak Abdullah juga menemukan beberapa ekor buaya lainnya yang bersiap untuk menyerang mereka dari arah semak-semak pinggir danau.
“Pada saat bersamaan, anak Pak Abdullah berteriak karena ada dua ekor buaya lagi yang berada di semak-semak belakang Pak Abdullah, sehingga dia dan anaknya segera meninggalkan danau,” lanjutnya.
Akibat serangan tersebut, Abdullah mengalami luka gigitan di bagian betis. Peristiwa ini kemudian dilaporkan oleh perusahaan ke pemerintah setempat dan diteruskan ke Tim Gabungan BPBD PPU.
Menerima laporan tersebut, tim gabungan yang terdiri dari BPBD PPU, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) PPU wilayah Maridan, dan personel dari perusahaan PT Agro Indomas, langsung turun ke lokasi sekitar pukul 15.00 WITA. Mereka melakukan survei di danau seluas sekitar 1 hektar dengan perkiraan kedalaman 9 meter.
“Setelah laporan masuk, tim langsung ke lokasi dan berkoordinasi dengan PT Agro Indomas. Tim bersama perusahaan melakukan survei lokasi untuk tindak lanjut rencana penanganan buaya yang berada di dalam danau,” kata Budi.
Setelah dilakukan survei, tim dan pihak perusahaan akan berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Kalimantan Timur untuk merencanakan tindakan penanganan yang akan dilakukan keesokan paginya. (SBK)