spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Belasan Rumah di Kelurahan Waru Kebanjiran

PPU – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, masih melakukan penanganan banjir sejak Rabu (26/4), yang merendam 11 rumah di Kelurahan Waru.

“Penanganan yang kami lakukan di Waru antara lain suplai logistik yang menjadi kebutuhan dasar korban banjir, termasuk suplai air bersih yang dilakukan kerja sama dengan Perumda PDAM Danum Taka PPU,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten PPU Budi Santoso di Penajam, Kamis.

Laporan adanya banjir tersebut diterima pihaknya Kamis, yakni disampaikan Lurah Waru pada pukul 08.19 Wita. Tim BPBD PPU kemudian menuju lokasi, sedangkan banjir dimulai pada Rabu (26/4), sekitar pukul 19.00 Wita.

Banjir tersebut melanda RT29 dan RT22, Kelurahan Waru, sedangkan yang terendam banjir 18 rumah, terdiri atas tujuh rumah di RT29 dan 11 rumah di RT22.

Ia melanjutkan untuk tinggi muka air (TMA) di tiap rumah dan tiap RT berbeda, yakni di RT29 dengan TMA di halaman rumah antara 40-60 centimeter (cm), sedangkan TMA di dalam rumah antara 5-60 cm.

Baca Juga:   Pantai Sipakario Nipah-Nipah Peroleh Penghargaan ADWI 2024, Anggota DPRD PPU; Ini Kabar Baik

Di RT22 yang terdapat 11 rumah terdampak banjir, TMA di halaman rumah antara 30-70 cm, sedangkan TMA di dalam rumah di kisaran 5-10 cm.

Budi menjelaskan sebelum banjir, telah ada peringatan dini dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan secara berturut-turut.

Peringatan dini dikeluarkan pada Selasa (25/4), dari pukul 07.00, 08.10, dan 10.20 Wita, yakni disampaikan bahwa akan terjadi hujan sedang ke hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di Waru.

Peristiwa tersebut dapat mengakibatkan kiriman air dari kawasan hulu sungai yang membuat air sungai di Waru meluap, sehingga hal ini bisa menyebabkan banjir, pohon tumbang, jalan licin, dan dampak lainnya.

Peringatan dini itu kemudian terjadi, yakni sungai meluap yang kemudian berdampak pada naiknya tinggi muka air hingga ke rumah warga di RT29 dan RT22, karena pemukiman tersebut berada pada area rendah dan di sekitar bantaran sungai.

“Kami sudah melakukan kaji cepat terkait kejadian tersebut. Tim juga sudah berkoordinasi dengan kelurahan untuk penanganan korban. Berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, kondisi seperti ini berlangsung antara dua hingga tiga hari setelah banjir pertama kali masuk,” kata Budi. (M.Ghofar/Antara/MK)

Baca Juga:   Ditkrimum Polda Dapat Award Usai Ungkap Kasus Pencurian Sparepart Alat Berat di IKN
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA POPULER