PPU – Hujan deras pada Selasa (25/4/2023) membuat warga kembali menjadi korban banjir. Gerah dengan keadaan tersebut, warga yang kerap menjadi korban bencana yang terjadi sejak lama tersebut meminta perhatian Pemkab PPU.
Tak hanya merendam rumah, air juga menggenangi ruas Jalan Provinsi. Akibatnya, kejadian ini cukup mengganggu arus lalu lintas yang memang cukup padat karena terkait dengan momentum arus balik Idulfitri 1444 Hijriah.
Pada hari itu, air mulai menggenang dan berangsur-angsur meningkat sekitar pukul 6.30 WITA, dan sekira pukul 09.00 WITA air baru menyurut. Menurut laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) PPU, bencana ini terjadi akibat hujan dengan intensitas yang cukup tinggi mengakibatkan meluapnya air di salah satu sungai di sana.
Setidaknya dua RT, yakni RT 01 dan RT 07 menerima dampak tersebut. Jumlah korban terdampak, ada 2 rumah di RT 01 yang didiami 4 kepala keluarga (KK) dengan 11 jiwa. Lalu di RT 07 ada 4 rumah dengan 5 KK atau 21 jiwa.
Wilayah RT 01 menerima dampak paling parah dengan kedalaman genangan mencapai 40 sampai 50 sentimeter di halaman rumah dan sekitar 5 sampai 10 sentimeter di dalam rumah. Untuk di RT 07, kedalaman air mencapai sekitar 10 sampai 15 sentimeter di halaman dan sekitar 3 sampai 5 sentimeter di dalam rumah.
“Kondisi TMA saat ini secara keseluruhan air sudah surut dan normal. Upaya penanganan yang dilakukan BPBD PPU, personel gabungan langsung menuju ke lokasi dan berkoordinasi dengan semua unsur terkait. Tim melakukan pendataan dan melakukan pemantauan di lokasi kejadian serta membantu warga memindahkan gabah yang terendam air,” jelas Kepala Pelaksana BPBD PPU, Budi Santoso, Rabu (26/4/2023).
Karena juga menggenangi ruas jalan lintas Provinsi Kaltim-Kalimantan Selatan (Kalses), bersama warga tim juga turut membantu kendaraan yang melintas. Sekitar 100 meter jalan tersebut tenggelam, dengan kisaran genangan yang terdalam mencapai 30 sentimeter dengan arus yang cukup deras.
“Kami juga membantu mengatur arus lalu lintas di jalan raya yang terendam air, mengingat arus air yang cukup deras di lokasi tersebut dan kendaraan roda dua dan roda empat yang cukup padat,” jelas Budi.
Terpisah, salah satu warga yang menjadi korban terdampak di RT 01, Aldi Ramadhani, mengungkapkan kejadian ini sudah sering terjadi. Namun belakangan bencana ini semakin parah.
“Seingat saya ini sudah lama. Mulai saya kecil, mungkin 15 tahunan sudah pernah terjadi. Cuman memang yang kali ini paling parah,” sebutnya.
Dulunya banjir ini tidak setinggi saat ini. Hanya terjadi di halaman rumah tanpa masuk ke dalam. Pun demikian yang berada di jalan raya, hanya terlihat aliran air saja.
Menurut penilaiannya, ada jalur drainase di wilayah tersebut yang sudah tidak lagi berfungsi normal. Adapun jalur air tersebut, meneruskan jalur air di bawah jalan dari sungai kecil selebar sekira 4 meter.
“Iya sungai meluap, karena gorong-gorong yang menyebrang jalan sudah tidak sanggup,” ucap Aldi.
Atas kejadian itu, ia bersama warga lainnya berharap ada perhatian pemerintah untuk perbaikan infrastruktur tersebut. Selain merugikan masyarakat dan berbahaya untuk pengguna jalan, tentunya hal ini jika dibiarkan terus menerus akan menjadi semakin parah.
“Kalau kami perhatikan, itu yang harus diperbaiki gorong-gorongnya, karena kemungkinan di bawah jalan itu ada penyempitan. Jadi itu yang membuat air meluap kemarin, itu memang lebih kencang arusnya dari yang sebelumnya,” tutupnya. (SBK)