PPU – Penampilan 100 musisi lokal membuka rangkaian hari ulang tahun (HUT) Ke-21 Penajam Paser Utara (PPU), Selasa malam, (7/3/2023). Gemerlap itu menjadi penanda dibukanya secara resmi gelaran acara pameran dan rasa syukur.
Mengusung tema pesta rakyat, UMKM lokal dan organisasi perangkat daerah (OPD) meramaikan ratusan stan pameran yang berpusat di Bundaran Kompleks Islamic Center, Kilometer 9 Nipah-Nipah. Digelar selama 5 hari, panggung utama sepanjang rangkaian bakal menyajikan beragam pertunjukkan seni.
Pembukaan secara resmi dilakukan Bupati PPU Hamdam Pongrewa bersama dengan jajaran Forkopimda PPU menekan sirene. Ia mengatakan kemeriahan ini merupakan momen kegembiraan seluruh masyarakat PPU.
“Harapannya pesta ini bisa dimaknai sebagai wujud rasa syukur, bukan sebagai ajang hura-hura,” ucapnya.
Selain penampilan 100 musisi lokal, Hamdam juga mengambil kesempatan menyanyikan dua buah lagu bersama mereka. Salah satunya ialah lagu berjudul “Rumah Kita” karya God Bless.
Lagu ini menurutnya menjadi pengingat untuk bersama melakukan pembangunan daerah. Pun dalam mempererat solidaritas dan sinergitas seluruh instrumen pemerintahan serta masyarakat selama ini.
“Alhamdulillah persoalan-persoalan yang Kita hadapi beberapa tahun yang lalu dapat diselesaikan dengan baik. Tentu pada seluruh masyarakat, atas doa yang tidak henti-hentinya sehingga membantu berkontribusi untuk menyelesaikan permasalahan yang dialami selama ini,” jelasnya.
Adanya kemeriahan pesta UMKM ini juga menjadi tanda kembalinya perayaan hari lahir daerah termuda kedua di Kaltim ini. Yang sejak 2 tahun terakhir tidak diadakan karena situasi pandemi Covid-19.
“Dengan persoalan-persoalan pandemi yang kita rasakan yang telah membelenggu dan menyandera segala aktifitas kita beberapa tahun terakhir. Maka dari itu bila sepatutnya pada malam ini kita merayakan melalui pesta rakyat ini sebagai rasa syukur,” kata Hamdam.
Lebih lanjut, Hamdam juga menekankan pelaksanaan ini juga menjadi sarana menggali, mengenalkan, memasyarakatkan dan mengukuhkan eksistensi budaya dan kesenian di PPU. Kemudian menjadi daya tarik dan identitas yang akan diperkenalkan secara luas dalam menyongsong pemindahan Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Jadikan momentum bangkit bersama, membangun sinergitas yang baik. Apalagi di depan ada peluang yang sangat menguntungkan. Kita telah sepakat menyikapi pemindahan IKN dengan tidak ingin menyangga IKN. Tidak juga menjadi mitra, tapi Serambi IKN, menjadi bagian depan, etalase. Tentu tidak mungkin, kalau IKN maju dengan segala kecanggihan teknologi dan kemodernan, tapi Kita tetap seperti dulu,” pungkasnya. (SBK)