PPU – Sebagai upaya penanggulangan banjirm Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Penajam Paser Utara (PPU) mengajak peran serta masyarakat. Termasuk pula kaum perempuan di Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).
Saat ini beberapa wilayah di Benuo Taka terindikasi sebagai kawasan rawan bencana. Khususnya banjir, seiring dengan meningkatnya tinggi pasang-surut air laut.
“Melalui sosialisasi dan pelatihan menghadapi bencana banjir ini, Kami bertujuan untuk mengoptimalkan peran ibu-ibu dalam penanggulangan bencana banjir di beberapa desa,” ungkapnya Kabid pencegahan dan kesiapsiagaan BPBD PPU, Eko Setiawan, Rabu (1/3/2023).
Ia menuturkan, penanggulangan bencana banjir haruslah dimulai dari kesiapsiagaan pada tingkat rumah tangga. Maka dari itu, Ibu rumah tangga juga memegang peranan penting.
Salah satu wilayah yang telah menerima sosialisasi dan pelatihan ialah Desa Sumber Sari. Di desa ini pula yang sebelumnya telah dipasangi rambu waspada bencana banjir.
Analis Mitigasi Bencana BPBD PPU, Nadia Aulia menambahkan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh Ibu-ibu dalam giat itu termasuk dalam beberapa hal. Meliputi kemampuan menghadapi ancaman bencana, siaga bencana, pra bencana, tindakan saat bencana terjadi, dan penanganan pasca bencana.
Beberapa hal itu berdasarkan hasil kajian risiko bencana oleh BPBD PPU di tiap kawasan. Adapun saat ini fokus untuk potensi bahaya banjir dengan kategori kelas tinggi.
“Dari empat kecamatan yang ada di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kecamatan Babulu merupakan Kecamatan yang memiliki kelas bahaya banjir dengan kategori Tinggi, dan tiga kecamatan lainnya berada di kategori kelas Sedang,” tutur dia.
Banjir biasanya terjadi karena curah hujan turun terus menerus dan mengakibatkan meluapnya sungai, danau, laut atau drainase karena jumlah air yang melebihi daya tampung media penopang air dari curah hujan tadi. Utamanya Desa Sumber Sari yang bisa menerima luapan sungai Long Kali saat curah hujan tinggi.
Sebagaimana kita ketahui, pada medio Oktober 2021 Tercatat 10 RT yang terdampak banjir di Desa Sumber Sari dengan ketinggian mencapai 130 cm. Keseluruhan korban terdampak mencapai 225 KK dengan 692 Jiwa, yang mana 36 KK dengan 122 Jiwa harus mengungsi.
Adapun upaya kesiapsiagaan menghadapi banjir bagi masyarakat yakni memahami bahaya di sekitar. Kemudian memahami sistem peringatan dini setempat, mengetahui rute evakuasi dan rencana pengungsian.
“Masyarakat juga harus memiliki keterampilan untuk mengevaluasi situasi secara cepat dan mengambil inisiatif tindakan untuk melindungi diri, serta memiliki rencana antisipasi bencana untuk keluarga dan mempraktikkan rencana tersebut dengan latihan,” tutup Nadia. (SBK)