PPU – Dinas Pertanian (Distan) Penajam Paser Utara (PPU) berharap masyarakat dapat proaktif membantu upaya pemerintah daerah pencegahan penularan penyakit mulut dan kuku (PMK). Salah satunya ialah berpartisipasi dalam program vaksinasi ternak sapi yang berjalan 2023 ini.
Tahun ini, PPU menargetkan vaksinasi terhadap 10.500 ekor sapi ternak. Angka ini meningkat dibandingkan dengan jumlah sapi yang berhasil divaksin pada 2022 lalu.
“Meskipun hingga kini di PPU tidak ditemukan PMK, namun berbagai upaya pencegahan tetap dilakukan,” ujar Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan di Distan PPU, Arief Murdyatno, Jumat (10/2/2023).
Sebab, sambungnya, selain untuk melindungi sapi milik peternak, sekaligus melindungi konsumen dari ancaman PMK. Arief menjelaskan PMK disebabkan oleh virus tipe A dari family picornaviridae, genus apthovirus.
Sementara, masa inkubasi antara 2-14 hari, yakni masa sejak hewan tertular penyakit sampai timbul gejala penyakit. PMK dapat menyebar cepat mengikuti jalur transportasi daging dan ternak yang terinfeksi.
“Sehingga pihaknya harus melakukan pengetatan terhadap sapi yang didatangkan dari luar daerah, hingga melakukan karantina sebelum sapi didistribusikan ke peternak,” ungkapnya.
Arief menegaskan pihaknya sangat serius dalam mencegah penyebaran PMK ini. Maka dari itu, langkah antisipasi terus dilakukan sejak dini.
“Jangan sampai ada kasus di PPU, karena jika sudah ada kasus PMK, karena akan menimbulkan kerugian sangat besar secara ekonomi. Itu mengakibatkan penurunan berat badan permanen pada hewan ternak sehingga akan merugikan bagi peternak,” jelasnya.
Adapun kegiatan vaksinasi PMK saat ini masih berjalan dengan target 10.500 dosis vaksin. Itu baik vaksin tahap pertama maupun vaksin penguat (booster).
Ia menyebutkan tahun lalu ada 6.783 sapi yang telah divaksin. Sedangkan target tahun ini merupakan lanjutan dari vaksin yang dilakukan hingga Desember 2022 lalu.
“Sehingga tersisa 3.717 sapi lagi yang harus divaksin sekarang,” ujarnya.
Sebanyak 6.783 dosis yang telah disuntikkan tersebut, lanjutnya, terutama sapi yang masuk dalam program prioritas desa korporasi. Yakni untuk lima kelompok ternak yang tersebar pada lima desa di Kecamatan Babulu.
Kemudian untuk ternak di sekitar Babulu yang berada di kandang komunal. Lalu ada sapi yang tersebar pada enam kelompok di tiga desa, yakni Kelompok Tani Lestari di Desa Gunung Intan, Kelompok Tani Sinar Tani yang juga di Desa Gunung Intan.
Selanjutnya, Kelompok Tani Maju di Desa Labangka Barat, Kelompok Ternak Sido Makmur yang juga di Desa Labangka Barat, Kelompok Tani Mugi Rejo Mandiri di Desa Babulu Darat, Kelompok Tani Mugirejo yang juga di Desa Babulu Darat.
Berdasarkan pengalaman vaksinasi PMK tahun lalu, katanya, kendala yang dialami pihaknya di lapangan adalah kurangnya partisipasi masyarakat. Utamanya dalam mengumpulkan sapi untuk disuntik, mengingat masih banyak warga yang beternak dengan menggembalakan, bukan sistem kandang.
“Secara kontinyu kami tetap melakukan pengamatan dan pengendalian di lapangan. Sementara terus melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, memperketat kedatangan sapi dari luar, yakni dengan melakukan karantina sampai kondisi sapi dinyatakan aman,” tutup Arief. (SBK)