PENAJAM – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menggeber pembangunan infrastruktur di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur. Untuk fasilitas pekerja di sana juga terus dipenuhi, salah satunya rusun untuk pekerja konstruksi di IKN baik itu tenaga ahli dan tenaga terampil.
Berdasarkan pantauan detikcom, lokasi rusun pekerja konstruksi ini berada di kawasan kawasan inti pusat pemerintahan (KIPP) di IKN. Terpantau sudah terbangun sejumlah rusun dengan aksen warna putih. Semua bangunan dibangun untuk satu rusun terdiri 4 lantai.
Ada beberapa fasilitas yang akan tersedia, seperti kantin, klinik, dan kantor perwakilan pengelola. Namun, memang belum ada yang beroperasi sampai saat ini.
Saat melihat ke dalam salah satu rusun, pembagian kamar untuk tenaga terampil dan ahli juga berbeda. Jadi, untuk tenaga terambil satu kamar bisa diisi untuk 14 orang. Sementara tenaga ahli 8 orang.
Fasilitas kamar mandi sendiri bukan dalam satu kamar yang sama. Tetapi dibuat terpisah dan bisa dipakai untuk bersama.
Ketua Satgas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN, Danis Hidayat Sumadilaga mengatakan saat ini progres dari rusun pekerja konstruksi IKN telah terbangun sebanyak 16 dari total 22 rusun. Ia menargetkan rusun pekerja ini selesai bulan ini atau awal Februari 2022.
“Ini kan dalam konteks transformasi bekerja yg baik, jangan ada di bedeng-bedeng kumuh. Kemungkinan Januari atau Februari ini sudah selesai, nanti akan segera dihuni. Beberapa juga sudah dihuni,” tuturnya, saat meninjau langsung rusun pekerja konstruksi di kawasan IKN, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Sabtu (14/1/2023).
Secara total, 22 rusun pekerja ini bisa menampung sebanyak 16.200 pekerja. Rinciannya terdiri dari 15.000 tenaga terampil, kemudian 1.200 sampai 1.300 tenaga ahli. “15.000 untuk tenaga terampil, untuk tenaga ahli kita alokasikan 1.200-1.300, total 16.200 sekian,” lanjutnya.
Danis berharap rusun pekerja konstruksi IKN ini bisa meningkatkan kinerja dari pekerja. Terutama dalam pembangunan ibu kota negara (IKN).
“Betul-betul kita perlakukan bahwa dengan bekerja yang baik, dengan kita sediakan fasilitas, efektivitas dan keselamatan bekerja diharapkan bisa lebih baik. Ujungnya diharapkan hasil pekerjaan bisa lebih baik,” tutupnya.
Proses pengerjaan dari rusun pekerja ini dilaksanakan oleh PT. Wijaya Karya Gedung – PT. Adhi Karya (Persero) Tbk, KSO dengan nilai kontrak Rp 567,008 miliar.
Untuk proses pembangunan rusun ini sedikitnya tiga kriteria pelaksanaan pembangunan dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) atau Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (LST). (ada/ara/dtc)