spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Potensi Air Bawah Tanah wilayah Kota Samarinda

Catatan: Syamsidar Sutan, Dosen Peneliti Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

Air tanah sebagai bagian dari sumber kehidupan bagi setiap makhluk hidup di bumi ini. Tanpa air, bumi tidak akan pernah memiliki kehidupan.

Dewasa ini, kebutuhan air kemudian menjadi hal utama di beberapa wilayah yang mengalami krisis air. Pemahaman tentang siklus hidrologi merupakan salah satu faktor penting dalam proses terjadinya air tanah, siklus hidrologi ini meliputi proses evaporasi, evapotransporasi dan proses kondensasi.

Proses evaporasi dan evapotransporasi adalah proses penguapan air menjadi partikel uap yang mengisi udara, Evaporasi berasal dari laut, sungai, danau dan lahan atau areal basah, sedangkan evapotransporasi berasal dari tumbuhan. Sebagian air hujan juga dihisap oleh tumbuhan sebagai bagian dari proses evapotransporasi dan sebagian lagi meresap masuk ke dalam tanah.

Besarnya nilai peresapan ke dalam tanah tergantung pada; intensitas lamanya hujan, jenis tanah, jenis tanaman dan iklim Indonesia. Kelanjutan proses infiltrasi ini menuju zona jenuh akan menghasilkan kenaikan muka air bawah tanah dan disinilah proses penambahan cadangan air bawah tanah terjadi.

Umumnya proses inilah pada ketinggian tertentu menyebabkan partikel mengalami penguapan, dan turun sebagai air hujan ke bumi sebagai air limpasan yang akhirnya mengisi laut, sungai dan danau kemudian menjadi siklus hidrologi yang terus berlangsung hingga sekarang. Pada saat air permukaan mengalami proses peresapan, air tersebut bergerak bebas mengikuti dan mengisi pori-pori, celah rekahan batuan, dan rongga.

Baca Juga:   Catatan Makmur Marbun : Goa Tapak Raja dan Pesona Wisata IKN

Air tanah itu sendiri dapat kita definisikan sebagai air yang ada atau disimpan di dalam lapisan tanah dan batuan. Adanya lapisan di dalam bumi yang mudah dilalui air dan disebut sebagai lapisan penghantar atau pembawa air (aquifer), sehingga dalam usaha untuk mendapatkan informasi susunan lapisan batuan, biasanya akan dilakukan tahap penyelidikan melalui permukaan tanah hingga kedalaman tertentu.

Tujuan keharusan melakukan penyelidikan tersebut, agar bisa mengetahui ada atau tidaknya lapisan aquifer. Dengan mengetahui ketebalan dan kedalaman aquifer terlebih dahulu mempermudah menganalisis kualitas air, meskipun penyelidikan permukaan tanah merupakan langkah awal tetapi cukup penting dalam memberikan gambaran mengenai lokasi keberadaan air tanah tersebut. Selain itu, penyelidikan tanah berfungsi untuk mengetahui kedalaman muka air tanah sekaligus dapat membuat perkiraan ukuran besar penurunan struktur tanah yang mungkin terjadi.

Seiring meningkatnya arus urbanisasi maka kebutuhan air juga ikut meningkat dan informasi geologi bawah permukaan sangat diperlukan. Untuk memenuhi kebutuhan air tersebut dapat dilakukan dengan cara melakukan pengeboran guna mendapatkan data yang bersifat informatif serta perencanaan pengeboran perlu ditunjang dengan kajian studi geofisika, atau pendugaan geolistrik.

Pendugaan ini memberikan informasi tentang sifat fisik batuan terhadap arus listrik. Mengapa? Karena pada dasarnya semua batuan memiliki sifat yang berbeda dalam menghantar arus listrik tergantung dari beberapa faktor; yaitu kerapatan batuan, porositas dan permeabilitas batuan, bentuk dan ukuran pori, umur bantuan dan tentunya memahami kandungan elektrolit air sehingga layak untuk di konsumsi.

Baca Juga:   Menuju 1 Tahun Pemilu 2024, KPU Gelar Kirab Keliling Indonesia Bawa Bendara Parpol

Hasil pengukuran geolistrik dapat berupa peta sebaran tahanan jenis baik secara horizontal maupun vertikal. Pengukuran geolistrik yaitu mapping maupun sounding disesuaikan dengan kebutuhan diadakannya akuisisi data serta jenis konfigurasi yang digunakan.

Dalam memenuhi kebutuhan air baku untuk menghadapi musim kemarau, maka air tanah merupakan alternatif yang sangat diandalkan. Perlu dipahami yaitu keberadaan air tanah sangatlah spesifik dan tidak menyebar rata di bawah permukaan tergantung dari hasil observasi instrumen geomagnet atau geolistrik yang bisa memberikan informasi secara cepat tentang keberadaan lapisan pembawa air ataupun lapisan kedap air.

Apakah Kota Samarinda dapat memanfaatkan air bawah tanah?

Wilayah Samarinda memiliki luasan sekitar 783 km persegi dengan kondisi geografi daerah berbukit dengan ketinggian bervariasi dari 10 hingga 200 meter dari permukaan laut. Kota Samarinda dibelah oleh Sungai Mahakam dan menjadi gerbang menuju pedalaman di Kalimantan Timur melalui jalur sungai sebagai jalur transportasi. Kota Samarinda didominasi batuan batupasir, batulempung, dan batupasir lempungan dengan ketebalan yang bervariasi.

Wilayah kota Samarinda sangat dikontrol oleh struktur tektonik geologi berupa antiklinorium yang diikuti patahan-patahan kecil yang mengakibatkan hilangnya perlapisan batuan, ini menimbulkan keingintahuan posisi air tanah berada di lapisan dengan kedalaman berapa untuk wilayah Kota Samarinda itu sendiri. Kota Samarinda memiliki kondisi bentang alam perbukitan agak landai hingga landai, bagian utara didominasi perkebunan, sebagian area pertambangan dan bekas pertambangan yang dijadikan pemukiman.

Baca Juga:   Samarinda Penyangga IKN, Wakil Ketua DPRD Ingatkan Tingkatkan Kualitas SDM

Kemudian dari hasil pengeboran dan pengembangan air tanah untuk pemenuhan air bersih yang telah dilaksanakan dibeberapa area target penelitian maka bisa diketahui potensi air bawah tanah wilayah Kota Samarinda di bagi menjadi dua Formasi batuan yaitu Formasi Kampung Baru dan Formasi Pulau Balang. Secara umum pada Formasi Kampung Baru yaitu lapisan perselingan batupasir dan batulempung dengan nilai resistiviti 140 Ohm diindikasikan memiliki potensi air tanah sedangkan pada Formasi Pulau Balang memiliki potensi air tanah dengan nilai resistiviti 75 hingga 90 Ohm.

Metode dalam pencarian air bawah tanah sangat menentukan berhasil atau tidaknya dalam menemukan air yang pada dasarnya Kota Samarinda sangat berpotensi untuk melakukan pengelolaan air bawah tanah dengan tahapan prosedur yang benar dan memiliki regulasi dalam pemakaiannya. Dari semua penjelasan di atas secara umum air memiliki berbagai manfaat penting bagi kehidupan, tak hanya bagi manusia, tapi juga beragam makhluk hidup di bumi seperti hewan dan tumbuhan.

Terakhir, Keberadaan air tanah di bawah lapisan tanah dan batu-batuan membuat air tanah secara alami akan bersaing dari kotoran-kotoran yang mencemari berasal dari limbah rumah tangga, limbah industri dan lain-lain. (* * *)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA POPULER