BALIKPAPAN — Penggunaan teknologi digital kian memegang banyak peranan dalam kehidupan sehari-hari. Di satu sisi, teknologi digital memberikan manfaat yang baik, meski di sisi lain tak bisa ditolak ada manfaat negatifnya. Dengan literasi digital yang tepat, pengguna teknologi digital bisa merasakan manfaat dan terhindari dari paparan konten negatif di ruang digital.
Demikian kesimpulan diskusi yang bertema “Genggam Dunia Melalui Literasi Digital” dalam acara Neo Fest – Festival in Borneo yang merupakan salah satu rangkaian acara dari makin cakap digital pada Minggu (27/11) di Pantai Kilang Mandiri, Balikpapan, Kalimantan Timur, yang diselenggarakan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. Narasumber dalam webinar ini adalah Ketua Asosiasi Pendidikan Tinggi Informatika dan Komputer (APTIKOM) Kalimantan Timur Eko Junirianto; influencer tingkat nasional El Rumi; dan influencer lokal Kevin Lauw.
Acara yang dimoderatori Resty Yusuf ini juga diramaikan stand-up comedy Mr Gamayel; musisi/band lokal Rio Satrio dan Davy Jones; serta musisi band nasional, yaitu OM PMR featuring David Koeswoyo. Band papan atas, Wali, juga hadir meramaikan acara yang dihadiri ribuan pengunjung tersebut.
Selain itu, acara ini dimeriahkan oleh berbagai kegiatan dari banyak komunitas seperti, Stabillo Green, Hallusion Balikpapan, 1000 guru balikpapan, Sineas Muda Balikpapan, Scooterist Balikpapan. Dan didukung oleh KPFM Balikpapan, Kaltimfolks, KPFM Samarinda, Media Kaltim, Onix Radio , Nomor Satu Kaltim.
Dalam paparannya, Eko Junirianto menguraikan bahwa per Februari 2022, sebanyak 204,7 juta orang Indonesia bisa mengakses internet. Angka itu setara dengan 73,7 % dari populasi Indonesia. Adapun dari seluruh pengguna internet tersebut, sebanyak 191,4 juta orang adalah pengguna aktif media sosial. Media sosial merupakan rujukan utama masyarakat untuk mendapatkan informasi.
“Ada dampak positif media sosial bagi penggunanya, yaitu kemudahan memperoleh informasi, belajar banyak hal baru, meningkatkan keterampilan dan kreativitas, serta membuat terbiasa dengan teknologi digital. Namun, ada pula dampak negatifnya, seperti terpapar konten negatif, kurang produktif, kecanduan, serta kurangnya sosialisasi dengan lingkungan sekitar,” ujar Eko.
Di tengah gempuran digitalisasi tersebut, lanjut Eko, literasi digital akan memberikan manfaat positif dan menghindarkan masyarakat dari dampak negatif masifnya teknologi digital. Dengan literasi digital yang tepat, seseorang akan bisa menghemat waktu dan lebih produktif; bisa memperluas jejaring; belajar hal baru lebih cepat dan efisien; memperkaya keterampilan; serta bisa membuat keputusan yang lebih baik.
Sementara itu, menurut El Rumi, penetrasi digital yang masif memberikan sejumlah peluang dan manfaat selama bisa dioptimalkan sisi positifnya. Peluang tersebut adalah sumber pekerjaan baru di bidang digital, seperti kreator konten. Menurut dia, kreator konten bisa berawal dari minat (passion) seseorang yang apabila dikelola dan dioptimalkan dengan tepat, bisa menjadi sumber penghasilan.
“Lalu, bagaimana cara menemukan passion? Mudah saja, apa sih yang menjadi hobi dan kesukaan kalian? Fotografi kah? Membuat video pendek kah? Nah, apabila itu ditekuni dengan serius, bisa menjadi modal membuat konten. Apalagi, saat banyak sekali platform digital yang bisa mengasah keterampilan menjadi lebih baik atau tampak seperti profesional,” ucap El Rumi.
Sementara itu, Kevin Lauw mengingatkan bahwa beraktivitas di dunia digital membutuhkan kehati-hatian agar tidak terpapar konten negatif. Caranya adalah blok semua akun-akun yang menyebarkan konten negatif tersebut dan mengaktifkan fitur pelaporan terhadap akun yang banyak menyebarkan konten negatif. Menurut dia, konten negatif sama sekali tidak mendatangkan manfaat apapun.
“Dunia digital memang ada pro dan kontranya, termasuk di dalamnya banyak bertebaran konten negatif. Namun, kita ambil sisi positif dan manfaat baiknya saja. Sebab, konten negatif sama sekali tidak ada manfaat dan kegunaannya. Dengan literasi digital yang tepat lah maka kita akan lebih produktif di dunia digital dan memberi manfaat kepada sesama,” ujar Kevin.
Selain talk show dan pementasan band, acara ini juga diramaikan dengan penampilan beragam komunitas di Kalimantan Timur. Dengan menghadirkan The People Stage, yang diperuntukkan bagi komunitas, acara tersebut turut dihadiri dan diramaikan komunitas 1000 Guru Balikpapan, Scooterist Balikpapan, Sineas Muda Balikpapan, Hallusion Project, dan Stabillo Green.
Tak ketinggalan pula ragam usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) turut hadir meramaikan suasana. Setidaknya ada 20 booth UMKM yang meliputi UMKM makanan dan minuman, mode/fashion, merchandise, seni, budaya, serta komunitas.
Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Kalimantan dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0.
GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital melalui kegiatan-kegiatan literasi digital yang disesuaikan pada kebutuhan masyarakat. Untuk mengikuti kegiatan yang ada, masyarakat dapat mengakses info.literasidigital.id atau media sosial dan @Siberkreasi. (mk)