PPU – Kelompok Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kuta Rekan Tatau merupakan salah satu sentra oleh-oleh khas Ibu Kota Nusantara (IKN). Kelompok tersebut menggandeng para pelaku UMKM lokal di Penajam Paser Utara (PPU) untuk ikut serta memasarkan barang produksinya.
Sentra yang terletak di rumah adat Kuta Rekan Tatau itu dikelola secara swadaya. Salah satu pengurus UMKM tersebut, Rusintan, yang akrab disapa Bunda Rusintan menerangkan kelompok ini didirikan sendiri tanpa ada bantuan dari instansi lain, termasuk pemerintah.
“Swadaya banget, benar-benar swadaya banget. Untuk dari pemerintah sampai saat ini belum ada,” jelasnya, Selasa, (18/11/2022).
Dia menjelaskan, kelompok ini dibentuk pada Juni 2022. Pada awal terbentuknya, hanya ada dua pelaku UMKM lokal yang mau memasarkan barang produksinya di tempat tersebut.
Namun seiring berjalannya waktu, jumlah UMKM lokal yang telah bergabung sudah bertambah menjadi 26 yang memasarkan produknya. Tentunya penambahan itu menandakan adanya Kelompok UMKM Kuta Rekan Tatau dapat membantu para pelaku UMKM lokal dalam memasarkan produknya.
“Waktu masih awal-awal cuma ada dua, tapi alhamdulillah sekarang sudah ada tambah jadi 26,” sebut dia.
Adapun tujuan awal didirikannya kelompok ini hanya sekadar untuk menghidupkan suasana rumah adat yang dibangun sejak 2018 lalu. Pasalnya jika tidak ada kegiatan tertentu, bangunan dengan model rumah panggung ini sepi.
“Awal mulanya cuma ingin menghidupkan Rumah Adat Kuta aja, karena nanti orang datang ke sini nggak ada dilihat apa-apa,” tutur dia.
Peluang pemasaran produk di tempat ini juga dinilai baik. Bunda Rusintan mengungkapkan, bahwa pemasukan yang didapatkan lumayan besar pada momen tertentu.
Seperti pada event Festival Nondoi yang digelar selama empat hari pada Oktober lalu. Saat itu memberikan pemasukan yang cukup signifikan bagi para pelaku UMKM.
“Yang Festival Nondoi kemaren itu, omzetnyasampai Rp 24 Juta,” ujar dia.
Sementara pada hari-hari biasa, Bunda Rusintan menyebut pemasukannya juga cukup lumayan. Pada awal November ini saja, pendapatan kasar yang dihasilkan kelompok mencapai Rp 16 juta lebih.
“Untuk bulan ini aja, dari tanggal 1 sampai 18 sudah ada Rp 16 juta lebih yang masuk,” tutup dia. (ADM/SBK)