spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Habitat Bekantan di Sungai Tunan Butuh Perhatian Pemerintah

PPU – Populasi satwa bekantan (Nasalia Larvatus) yang ada di riparian Sungai Tunan, Penajam Paser Utara (PPU) terus berkurang. Untuk menghentikan ancaman tersebut, Pemkab PPU diminta untuk segera bertindak.

Permasalahannya adalah, salah satu primata ini mulai kehilangan unsur-unsur pendukung kehidupan. Pada 2020, diketahui bekantan di sini masih tersisa sekitar ratusan ekor dan terdiri dari banyak kelompok.

Keberadaannya kala itu mudah ditemukan saat kita menyusuri Sungai Tunan. Namun kini berbeda, dari penglihatan jumlahnya hanya tersisa sekira puluhan saja.

Menurut Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Waru Tua, Abdullah Rahman, penyebab berkurangnya populasi Bekantan ini diarenakan 2 hal. Pertama yaitu, karena tertabrak kendaraan di saat menyebrangi jalan, di sekitar Jalan Provinsi Kilometer 21, Kelurahan Petung.

“Waktu itu sudah pernah membuat papan peringatan, tapi yang biasa saja, karena di buat swadaya saja oleh masyarakat,” katanya Minggu, (13/11/2022).

Kedua, karena faktor berkurangnya sumber pangan bekantan yang berasal dari vegetasi lokal, seperti Rambai Sungai, biji-bijian dari mangrove serta buah ara. Alasannya dikarenakan adanya pembukaan lahan, pengalihan fungsi menjadi lahan pertanian maupun untuk pemukiman.

Baca Juga:   Calon Kuat dari Internal PDI-P, Hartono Basuki Berhitung Peluang Maju di Pilkada PPU 2024

“Pada tahun 2020 yang lalu kami sudah pernah insiatif membentuk tim untuk mengusulkan konservasi bekantan ke pemerintah daerah. Namun sampai sekarang masih belum ada kelanjutan dari pemerintah terkait usulan kami tersebut,” jelasnya.

Rahman menyebutkan, hal itu menandakan belum adanya perhatian serius dari Pemkab PPU. Dalam hal menjaga dan melestarikan populasi salah satu hewan langka ini.

Padahal, potensi ekowisata di kawasan tersebut sangat besar. Yang mana bila itu mendapatkan perhatian, juga akan berdampak positif pada perekonomian masyarakat sekitar.

“Di kawasan itu bukan hanya ada bekantan yang hidup di pinggiran sungainya, tetapi juga ada monyet ekor panjang dan jika beruntung kita bisa melihat burung enggang. kemudian di sungainya ada plankton biru (ganggang biru) dan berbagai kekayaan flora dan fauna lainnya,” tuturnya.

Dengan beberapa alasan tersebut, ia meminta Pemkab PPU untuk memberikan perhatian serius. Baik itu dengan membuat peraturan perlindungan khusus, atau dengan berbagai upaya lainnya.

“Kalau tidak ada perhatian khusus dari pemerintah, seperti contoh kecilnya saja pemasangan rambu jalan, maka setiap tahunnya pasti akan banyak bekantan yang mati secara tidak normal,” tutup Rahman. (ADM/SBK)

Baca Juga:   DLH PPU Gelar 'Compos Day' Peringati HPSN
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA POPULER