spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Minimnya Pemandu Wisata Profesional di PPU, Disbudpar Perlu Siapkan Pelatihan untuk Ciptakan Pramuwisata Ideal

PPU – Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menghadapi tantangan serius terkait kurangnya pemandu wisata profesional. Saat ini, belum ada pemandu wisata yang bersertifikat, terampil, dan terorganisir oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) PPU untuk memandu wisatawan secara ideal.

Meskipun daerah yang dikenal sebagai Benuo Taka ini memiliki banyak destinasi wisata, khususnya wisata alam, kebutuhan akan pemandu yang berkualitas masih sangat mendesak.

Menurut catatan, pada tahun 2019, sekitar 20.000 wisatawan lokal berkunjung ke PPU sebelum pandemi COVID-19 melanda. Di sisi lain, hanya terdapat sekitar 50 pengunjung dari luar negeri. Menanggapi situasi ini, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) PPU berupaya melahirkan pemandu wisata yang ideal melalui pelatihan.

“Kami memberikan pelatihan agar mereka dapat memandu dengan baik dan benar,” ungkap Kepala Bidang Pariwisata dan Pemasaran Disbudpar PPU, Ahmad Nor, pada Sabtu (10/10/2020).

Pelatihan ini melibatkan 40 peserta dari Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) PPU, Duta Wisata, Saka Pariwisata, dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Selama tiga hari, mereka akan mendapatkan pelajaran dasar tentang cara memandu, mulai dari memperkenalkan destinasi hingga memberikan informasi yang relevan kepada wisatawan. Selain itu, mereka juga melakukan orientasi lapangan (OL) di Kawasan Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) di Balikpapan.

Baca Juga:   Fokus Tingkatakan Infrastruktur Dasar Hingga Kelurahan dan Desa, Pemkab PPU Sosialisasikan Program Pembangunan 2024

“Biasanya, wisatawan tidak mengetahui kondisi di tempat wisata, seperti moda transportasi yang dapat digunakan dan akses jalan,” jelas Ahmad. Akibatnya, banyak wisatawan yang tersesat, bahkan tidak mencapai tujuan yang diinginkan.

Pelatihan ini difokuskan pada destinasi ekowisata, dengan materi dari akademisi kepariwisataan Politeknik Negeri Samarinda dan praktisi, Awang Jumri. Mereka mengajarkan konsep pariwisata berwawasan lingkungan yang mengutamakan aspek konservasi alam, pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal, serta pendidikan.

Destinasi yang dibahas meliputi ekowisata bahari, pantai, ekowisata alam seperti goa dan air terjun, serta ekowisata pendidikan, seperti agrowisata di perkebunan jagung di Babulu dan melon di Waru. Selain itu, ekowisata budaya juga menjadi sorotan, yang menampilkan seni dan budaya lokal.

“Gagasan utama dari pelatihan ini adalah membangkitkan perekonomian masyarakat setelah pandemi COVID-19 dan menjadikan pariwisata sebagai produk unggulan,” jelas Ahmad.

Awang Jumri, yang juga Ketua HPI Kaltim, menegaskan pentingnya peran pemandu wisata untuk memberikan kenyamanan kepada pengunjung. “Pemandu wisata berfungsi sebagai penyampai informasi selama perjalanan. Tanpa mereka, pengalaman berwisata akan kurang menyenangkan,” ujarnya.

Baca Juga:   Tengin Baru dah Babulu Darat Masuk Nominasi Desa Anti Korupsi

Dengan bekal pengetahuan yang didapat, diharapkan kapasitas para pemandu akan meningkat, yang pada gilirannya akan memperkuat sektor pariwisata di PPU. Ini mencakup pengelolaan tempat wisata, pembangunan sarana dan prasarana, serta penumbuhan UMKM di sekitar lokasi wisata.

“Melalui pelatihan ini, kita dapat memperkenalkan PPU kepada para wisatawan dengan lebih komprehensif,” tutup salah satu peserta, Jamal. (SBK)

⚠️ Peringatan Plagiarisme

Dilarang mengutip, menyalin, atau memperbanyak isi berita maupun foto dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari Redaksi. Pelanggaran terhadap hak cipta dapat dikenakan sanksi sesuai UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dengan ancaman pidana penjara maksimal 10 tahun dan/atau denda hingga Rp4 miliar.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA POPULER